Breaking News

Jangan Paksa Mimpi Orang Tua ke Anak, Sebaliknya Lakukan Ini

Orang tua memaksakan cita-cita ke anak. Foto: Ilustrasi/ Net

WELFARE.id-Orang tua seringkali tidak sadar sudah mematahkan keinginan anak. Hargai apapun yang ia inginkan, termasuk cita-cita yang ingin diraih. Cita-cita dan impian anak akan terus berkembang sesuai dengan laju usianya. Kadangkala cita-cita yang diinginkan anak terasa terlalu remeh. 

Meski demikian, jangan pernah mematahkan merendahkan apa yang diinginkan. Anak seringkali spontan mengucap ingin jadi ini dan itu. 

Sering juga menggelikan mendengarnya. Meski demikian, bantu anak meraih mimpinya. 

Tentu saja dengan arahan dari orang tuanya. Karena hal ini justru akan membantu anak untuk merangsang kemampuan otak dan mengembangkan daya kreativitas berpikirnya.

Pada saat mereka melontarkan cita-cita yang ada dalam pikiran mereka, gunakanlah kesempatan ini menjadi sesuatu yang bermanfaat, untuk memotivasi anak agar bisa mewujudkan cita-citanya. Namun tak sedikit orang tua yang mengabaikan minat anak. 

Anak tidak diberi kesempatan untuk mengungkapkan apa ketertarikannya. Orang tua justru malah mengarahkan anak untuk menjadi seperti apa yang mereka inginkan.

"Sayangnya, banyak orang tua yang lupa untuk bertanya kepada anak, mengecek, dan melakukan pengukuran bakat dan minat (melalui psikotes). Dengan demikian, pemberian kesempatan untuk anak-anak mengembangkan potensi menjadi lebih didominasi keinginan atau cita-cita orang tua dulu yang tidak kesampaian, entah karena dulu tidak ada kesempatan atau alasan lain,” kata Anggia Chrisanti Wiranto, selaku konselor dan terapis di Biro Konsultasi Psikologi Westaria.

Padahal itu harus diwaspadai karena berpotensi menyebabkan stres yang tinggi kepada anak. Apalagi jika jelas anak masih harus sekolah formal. 

"Maka habislah masa kanak-kanak, masa menyenangkan anak, dan mungkin waktu beristirahat yang dibutuhkan,” imbuhnya.

Beberapa tip berikut ini dapat membantu Bunda agar mendukung anak dengan cara yang tepat. Perhatikan langkah demi langkahnya.

- Coba perhatikan anak, apakah ia bersemangat dan ingin mendapat prestasi di sana?

- Jika “ya”, artinya Anda cukup tepat memfasilitasi anak. Jika “tidak”, coba bicarakan baik-baik dan cari tahu apakah anak memang menginginkannya atau tidak. Akan lebih baik jika Anda melakukan psikotes untuk melihat bakat dan minat dengan cukup tepat.

- Ada kalanya anak mengalami jenuh, bosan, dan kelelahan (terutama jika jadwal di sekolah sedang padat atau ada evaluasi). Sebaiknya Anda coba pahami, komunikasikan, dan beri anak jeda untuk sejenak berhenti atau cuti dari les atau kursusnya. Jangan malah memarahi dan memaksa. Hal ini bisa jadi bumerang karena anak akan merasa terlalu dipaksa.

- Jika awalnya anak tertarik dan menikmati, tapi beberapa waktu berikutnya terjadi perubahan, selidiki apa yang sesungguhnya terjadi. Apakah memang minat anak menurun atau ada hambatan dari luar. Segera cari solusinya. (tim redaksi)

#citacitaanak
#impianorangtua
#parenting
#toxicparenting
#dukungcitacitaanak
#minatanak

Tidak ada komentar