Breaking News

Hitung Cepat Pemilu Malaysia, Mahathir Kalah

Mahathir Mohamad (twitter) 

WELFARE.id-Malaysia menggelar pemilu kemarin, Sabtu (19/11/2022). Kertas suara dalam pemilihan umum di Malaysia mulai dihitung dan data sementara Suruhanjaya Pilihan Raya Malaysia (SPRM), setara dengan KPU di Indonesia - menunjukkan 70 persen warga menggunakan hak untuk memilih anggota parlemen dalam pemilihan umum yang dipercepat itu. 

Jumlah itu 2,5 juta lebih banyak dibanding jumlah pemilih sebelumnya pada 2018. Sebanyak 945 calon berkompetisi untuk merebut 222 kursi. Namun pemilihan di satu daerah pemilihan ditunda ke tanggal 7 Desember menyusul kematian seorang kandidat. Dengan demikian total kursi parlemen yang diperebutkan adalah 221. 

Partai politik atau koalisi partai politik yang memenangkan setidaknya 112 kursi berhak membentuk kabinet, dan menunjuk perdana menteri. Tapi karena ada penundaan di satu daerah pemilihan, maka hari ini koalisi minimal harus mendapat 111 kursi. 

Adapun jumlah pemilih terdaftar 21 juta orang, termasuk 6,23 juta pemilih baru. Peningkatan jumlah pemilih dikarenakan adanya sistem pendaftaran otomatis bagi warga yang memenuhi syarat dan karena usia memilih diturunkan dari 21 menjadi 18 tahun untuk pertama kalinya. Ada 1,4 juta pemilih golongan usia 18-20, yang dikenal dengan sebutan Undi18. 

Pengamat politik dari Universitas Teknologi Mara, Mujibu Abdul Muis, mengatakan pemilu kali ini amat tenang tapi sambutannya hangat. "Persentase pemilih sejauh ini dilihat meningkat berbanding pemilu lalu. 

Tetapi saingan blok Pakatan sekarang dua yang dominan, mungkin menjadikan tidak ada partai yang akan sampai ke angka 112," ujarnya dikutip dari BBC News, Minggu (20/11/2022). 

Antusiasme warga Malaysia tampak dari antrean di tempat-tempat pemungutan suara. Hujan sempat turun di sebagian wilayah pada pagi hari, tetapi kemudian banyak pemilih harus berdiri dalam antrean di tengah terik matahari sebelum masuk ke TPS. Sebagian TPS berada di sekolah-sekolah yang libur pada hari Sabtu. 

Salah seorang pemilih di daerah pemilihan Gombak, Selangor, menceritakan dia mulai mengantre pukul 10.00 sesuai dengan rekomendasi waktu dalam kartu memilihnya. 

"Tapi saya mesti menunggu sampai dua jam sebelum masuk ke bilik pengundi karena banyak orang. Orang-orang tua juga sama, harus menunggu walau mereka dialokasikan waktu paling awal," kata Ahmad kepada BBC News Indonesia. 

Politikus senior Malaysia berusia 97 tahun, Mahathir Mohamad, kalah dalam hitungan cepat Pemilu Malaysia. Mahathir menempati posisi keempat dalam hitung cepat Pemilu Malaysia. 

Seperti dilansir AFP, Minggu (20/11/2022), Mahathir Mohamad kehilangan kursi parlementernya, hal ini kemungkinan mengakhiri karir politik Mahathir. Ini merupakan kekalahannya yang pertama selama 53 tahun berkarir di dunia politik. 

Komisi pemilihan negara mengatakan Mahathir berada di urutan keempat dari lima di daerah pemilihannya yang telah lama dipegangnya di Langkawi. Itu adalah kekalahan elektoral pertamanya dalam lebih dari setengah abad. 

Mahathir memegang Rekor Dunia Guinness sebagai 'perdana menteri tertua di dunia saat ini' ketika ia menjadi perdana menteri untuk kedua kalinya pada 2018 hanya dua bulan sebelum ulang tahunnya yang ke-93. 

Kali ini dia mencalonkan diri di bawah Partai Pejuang Tanah Air dan menolak saran bahwa dia harus pensiun. Dia sempat memberi tahu wartawan sebelum pemilihan bahwa dia memiliki peluang bagus untuk menang. "Saya masih berdiri dan berbicara dengan Anda, menurut saya, membuat jawaban yang masuk akal," kata Mahathir. 

Dia menambahkan partainya tidak akan membentuk aliansi dengan partai-partai yang dipimpin oleh 'penjahat atau penjara'- referensi yang jelas ke Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), partai mantan perdana menteri Najib Razak yang dipenjara. 

Sementara itu, Politikus Anwar Ibrahim bersaing ketat dengan mantan PM Malaysia Muhyiddin Yassin dalam hitung cepat Pemilu Malaysia. Muhyiddin masih mengungguli Anwar Ibrahim dalam hitung cepat Pemilu Malaysia. 

Pemimpin oposisi Malaysia itu bersaing ketat dengan blok saingan yang dipimpin oleh mantan perdana menteri dalam pemilihan yang ketat. Sementara itu, mantan perdana menteri Mahathir Mohamad kalah telak di daerah pemilihannya. 

Anwar Ibrahim berkampanye dengan janji untuk memerangi korupsi, orang-orang berjuang dengan lonjakan harga pangan, dan partai mantan perdana menteri Najib Razak yang terlibat korupsi berharap untuk memperkuat cengkeramannya pada kekuasaan. 

Tetapi, hasil resmi dari komisi pemilihan sejauh ini menunjukkan koalisi Pakatan Harapan (Aliansi Harapan) Anwar Ibrahim bersaing ketat dengan Perikatan Nasional (Aliansi Nasional) mantan perdana menteri Muhyiddin Yassin. Blok Barisan Nasional yang berkuasa didominasi oleh Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UNMO) Najib mengikuti di belakang. (tim redaksi) 

#malaysia
#pemilumalaysia
#malaysiaelection
#mahathirmohamad
#anwaribrahim
#najobrazak

Tidak ada komentar