Breaking News

Ekspor Sepatu Anjlok 50%, PHK Massal di Depan Mata

Pabrik sepatu. Foto: Ilustrasi/ Net

WELFARE.id-Sektor industri paling terpukul pelemahan ekonomi global. Industri padat karya seperti garmen dan sepatu merasakan penurunan permintaan ekspor belakangan ini.

Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri mengungkapkan, industri alas kaki (sepatu) di Tanah Air tengah terkena imbas krisis ekonomi global. Hiperinflasi di negara-negara tujuan ekspor, kata dia, telah menyebabkan permintaan anjlok sampai 50%.

"Kondisi global saat ini serba tak pasti. Kita belum tahu akan seberapa besar nanti terjadi efek resesi global ini. Yang pasti, laporan ke kami sudah ada penurunan order ekspor sampai 50%," kata Firman, melansir CNBC Indonesia, Rabu (9/11/2022).

Padahal, kata dia, sampai Lebaran 2022 kemarin, permintaan ekspor masih bagus. "Kita bicara soal pemicu kondisi selama tahun 2022 ini. Sampai Lebaran 2022 ini kondisi masih bagus, ekspor masih tumbuh sampai 36%. Tapi kemudian hiperinflasi di negara tujuan ekspor bikin serba nggak pasti," bebernya.

Konsumen di negara tujuan ekspor, jelas dia, lebih mengutamakan belanja energi dan makanan. "Stok di sana menumpuk, akibatnya belum bisa terima barang dari kita," akunya.

Sebenarnya, imbuh dia, gelagat itu sudah kelihatan sejak Juli 2022. "Tapi, karena di data ekspor kita masih kelihatan tumbuh, jadi nggak kelihatan kalau sebenarnya stok kita sudah menumpuk banyak. Penurunan ekspornya belum terpantau pemerintah karena di data BPS sampai Agustus 2022 saja kita masih tumbuh 36%," ulasnya.

Setelah dicek lebih jauh, asosiasi pun memprediksi ada kemungkinan anjloknya ekspor masih akan berlangsung hingga semester I tahun depan. "Melihat kondisi sekarang, order ekspor masih akan anjlok 50-an persen (sampai tahun depan)," prediksinya.

Sementara itu, kekhawatiran imbas penurunan ekspor di sektor padat karya tak lain, adalah PHK. Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Afriansyah Noor mengungkapkan, pihaknya mendapatkan informasi dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan beberapa perusahaan sektor garmen dan sepatu yang sudah mengurangi penjualan ekspornya.

“Karena resesi pabrik sepatu dan garmen ekspornya berkurang. Pengurangan penjualan ekspor sebanyak 50% di sepatu dan 30% di garmen,” jelasnya, dikutip Rabu (9/11/2022).

Ia hanya bisa berharap, agar perusahaan di sektor garmen dan sepatu jangan mengurangi jumlah karyawan, tetapi melakukan strategi efisiensi jam kerja. "Tetap tidak dikeluarkan tetapi jam kerja diefesiensi,” sarannya. (tim redaksi)

#industrisepatu
#eksporanjlok
#efekresesiglobal
#pelemahanekonomiglobal
#ancamanphkmassal
#penguranganjumlahkaryawan
#efisiensikaryawan
#permintaanekspormenurun

Tidak ada komentar