Breaking News

Dampak Perang Rusia-Ukraina, Industri Sepatu dan Garmen di Kabupaten Tangerang Terpuruk

Salah satu industri garmen di Kabupaten Tangerang yang produknya untuk ekspor. Foto: net

WELFARE.id-Ketidakpastian ekonomi global yang mengarah resesi dampak perang Rusia-Ukraina, membuat industri sepatu dan garmen yang ada di Kabupaten Tangerang terpuruk. 

Permintaan sepatu dan garmen dari negara-negara Eropa yang jadi market ekspor turun drastis menyusul perang Rusia-Ukraina yang tidak berkesudahan yang membuat ekonomi dunia lesu.

Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Tangerang Rudi Hartono mengatakan kalau kondisi ekonomi global sedang tidak baik-baik saja setelah pandemi COVID-19 mulai mereda. 

Meski sempat bertahan di tengah serangan virus Corona tapi industri garmen dan sepatu di wilayah Kabupaten Tangerang akhirnya melakukan pemutusan hubungan pekerja (PHK) menyusul krisis ekonomi dunia.

Dampaknya, sekitar 3.000 pekerja telah di-PHK oleh sejumlah industry sepatu dan garmen yang ada di kabupaten seribu industri tersebut. 

”Jumlah pekerja (PHK tahun 2022) ini melebihi 3.000 orang. Meski sudah tidak pandemi justru PHK terjadi. Saat waktu pandemi ditahan-tahan, tapi akhirnya jebol (PHK) juga,” cetus Rudi juga. 

Padahal, kata Rudi lagi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang sudah meminta kepada industry jangan PHK. ”Kami minta pengusaha cari usaha-usaha yang bisa melanjutkan keberlangsungan industri," cetus Rudi juga, Kamis (10/11)

Rudi juga memaparkan kalau industri sepatu dan garmen di Kabupaten Tangerang merupakan merek-merek ternama di dunia. Produksinya berorientasi ekspor, terutama ke pasar Eropa.

"Industri di Kabupaten Tangerang banyak garmen dan sepatu, contohnya pabrik Cingluh dan KMK. Produk mereka dipasarkan ke luar negeri dan paling banyak di Eropa. Tapi kini terdampak perang Rusia-Ukraina," paparnya juga. 

Menghadapi ancaman gelombang PHK itu, Rudi mengaku pihaknya sudah berkomunikasi dan dialog dengan para pelaku usaha di Kabupaten Tangerang, terutama sektor usaha persepatuan dan garmen.  

"Jadi gudang-sgudang sepatu dan garmen di luar negeri penuh stok. Karena mendukung Ukraina, Rusia tidak menjual energinya ke Eropa. Akibatnya, harga energi tinggi. Dampaknya warga Eropa sekarang tidak berpikir membeli sepatu, tapi buat makan," paparnya lagi. 

Rudi juga berharap agar resesi berakhir dan perang Rusia-Ukraina segera berakhir. ”Agar  perekonomian dunia kembali pulih dan idak ada lagi gelombang PHK di Kabupaten Tangerang,” tandasnya. (tim redaksi)


#resesi
#ekonomiglobal
#perangrusia-ukraina
#eksporsepi
#industrisepatu
#industrigarmen
#phkmassal

Tidak ada komentar