Breaking News

BOR Naik 9,71%, Kasus Penularan Subvarian XBB Mulai Bermunculan

Gedung RSUP Persahabatan. Foto: Ilustrasi/ Net

WELFARE.id-Keterisian tempat tidur di RSUP Persahabatan mengalami peningkatan sebesar 9,71%, Sabtu (5/11/2022). Jumlah tersebut naik 6,71 persen sejak 16 Desember 2021.

Dokter spesialis paru di Rumah Sakit Persahabatan Erlina Burhan membenarkan adanya peningkatan angka rawat inap di RSUP Persahabatan. Pihaknya berencana meningkatkan pelayanan dengan menambah kapasitas tempat tidur.

"Iya betul (karena subvarian XBB), berpengaruh dengan angka rawat inap. Pasien baru mulai berdatangan. Mungkin kami harus menambah kapasitas tempat tidur," kata Erlina kepada wartawan, dikutip Senin (7/11/2022).

Dia yang juga merupakan Ketua Satgas Penanganan COVID-19 PB IDI menyebut, para lansia dan mereka yang belum pernah terkena COVID-19 jadi pihak paling rentan tertular subvarian XBB. Hal ini juga sesuai dengan banyaknya pasien di Singapura adalah mereka yang sebelumnya tidak pernah terinfeksi Covid-19. 

Mereka disebut sebagai Covid Naive. Meski demikian, hal ini belum bisa dibuktikan di Indonesia. "Iya (subvarian XBB) lebih mudah menular. Belum ada bukti bahwa gejala klinisnya lebih berat. Tapi hati-hati untuk lansia," tegasnya.

Berdasarkan data Satgas COVID-19, per Minggu (6/11/2022), kasus COVID-19 bertambah 3.662 kasus dalam 24 jam terakhir. DKI Jakarta kembali menempati posisi dengan penambahan kasus konfirmasi paling banyak, yakni 1.542 kasus, disusul Jawa Timur 532 kasus, Jaawa Barat 490 kasus, Banten 252 kasus, dan Jawa Tengah 209 kasus.

Sementara itu, kasus aktif bertambah 1.145 kasus dalam 24 jam terakhir, sehingga totalnya mencapai 37.048 kasus aktif. Kasus aktif adalah pasien yang masih terkonfirmasi positif virus corona, dan menjalani perawatan di rumah sakit atau isolasi mandiri.

Untuk kesembuhan, jumlahnya bertambah 2.495. Sementara masih ada 22 pasien COVID-19 yang meninggal dunia dalam periode 5-6 November 2022. 

Masih berdasarkan data Satgas COVID-19, angka positivity rate harian sebesar 19,97 persen dan positivity rate mingguan 30 Oktober–5 November 2022 sebesar 15,78 persen. 

Berdasarkan usianya, Erlina menyebut, XBB banyak menyerang usia muda dengan rentang 20-39 tahun. Kendati begitu, kasus infeksi parah hingga harus dirawat lebih banyak menyerang kelompok lansia berusia di atas 70 tahun.

Hal ini, kata Erlina, dipengaruhi oleh imunitas lansia yang relatif lebih rendah. Lansia juga lebih banyak memiliki penyakit komorbid yang membuat tingkat keparahan pasca-infeksi COVID-19 meninggi.

"Jadi yang muda-muda, walaupun banyak terserang XBB ini, mereka lebih aman. Tidak perlu perawatan. Yang dirawat adalah yang di atas 70 tahun karena imunitasnya turun," lanjutnya.

Lebih lanjut Erlina menyebut, gejala yang timbul akibat terinfeksi subvarian XBB adalah demam, batuk, lemas, sesak, nyeri kepala, pilek, mual, muntah, diare, dan nyeri tenggorokan. (tim redaksi)

#covid19
#subvarianxbb
#lansia
#satgascovid
#keterisianrumahsakit
#bedoccupancyrate
#rsuppersahabatan
#idi

Tidak ada komentar