Breaking News

Aset Jumbo 3 Bank RI, Tembus Rp1.000 Triliun di Kuartal III-2022

Logo BCA. Foto: Ilustrasi/ Net/ Dok.idx channel

WELFARE.id-Perbankan mulai memasuki kuartal terakhir tahun ini. Sejumlah bank-bank beraset besar satu persatu merilis laporan kinerja kuartal III-2022. Pemimpin dari sisi aset masih tetap dipegang oleh PT Bank Mandiri Tbk. Ekspansi kredit Bank Mandiri tumbuh jauh lebih tinggi hingga kuartal III-2022.

Total aset Bank Mandiri per September 2022 mencapai Rp1.839,3 triliun. Meningkat 12,3% dari periode yang sama tahun lalu atau secara year on year (YoY).

Bank Mandiri tampaknya masih akan lama bertahan sebagai jawara aset jika BRI tidak punya rencana ekspansi anorganik lewat akuisisi. Hingga kuartal III 2022, Bank Mandiri berhasil mencatatkan ekspansi kredit tumbuh 14,28% secara YoY jadi Rp 1.167,5 triliun.

Bank Mandiri masih menargetkan pertumbuhan kredit tahun depan tetapi tidak akan setinggi target tahun ini sebesar 11%.  "Kemungkinan besar menurut hemat kami, pertumbuhan kredit industri perbankan akan sedikit lebih rendah dari tahun 2022," kata Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin.

Sedangkan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) masih belum bisa mengambil alih kembali posisinya pasca merger tiga bank syariah menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) yang dikonsolidasikan ke Bank Mandiri sebagai pemegang saham tertinggi. Bahkan, gap jumlah aset Bank Mandiri dengan BRI semakin tinggi. 

Aset BRI mencapai Rp1.684,6 triliun atau tumbuh 4% YoY. Jumlah aset BRI lebih rendah Rp154,7 triliun dibanding Bank Mandiri.  

Sedangkan kredit BRI hanya tumbuh 7,9% YoY ke level Rp1.111,4 triliun. Sedikit lebih rendah dibanding Mandiri.

Saat ini BRI sedang merencanakan sebuah aksi korporasi. "Laporan keuangan kuartal III memang ada limited review. Ini bagian dari aksi korporasi yang akan dilakukan BRI tetapi ini masih dalam proses internal, sehingga belum bisa disampaikan," kata Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu Retno dalam paparan kinerja kuartal III 2022, dikutip Kamis (17/11/2022).

Tahun 2023, BRI menargetkan kredit tumbuh kisaran 9%-11%. Ditambahkan Direktur Utama BRI Sunarso, target tersebut sangat besar buat BRI mengingat outstanding kredit perseroan secara grup saat ini sudah mencapai Rp1.111,4 triliun 

Untuk mencapai 10% saja, BRI harus menumbuhkan kredit Rp111 triliun. Namun, menurutnya target tersebut masih realistis. 

Pasalnya, untuk bisa tumbuh secara berkelanjutan, perbankan membutuhkan empat syarat dan semua dipenuhi BRI. "Pertama, bank harus jelas sumber pertumbuhan barunya. BRI memenuhi itu karena sudah ada holding ultra mikro sebagai sumber pertumbuhan baru," paparnya.

Kedua, bank harus memiliki modal yang cukup. BRI secara grup tercatat saat ini memiliki capital  adequacy ratio (CAR) sebesar 26% dan secara bank only 24%. Menurut Sunarso level CAR tersebut menunjukkan bahwa perseroan punya modal yang berlebih untuk mencapai target pertumbuhan kredit itu mengingat untuk CAR 17,5% sebetulnya cukup untuk memenuhi basel III dan sebagai Countercyclical Buffer.

Ketiga, harus punya likuiditas yang cukup. Menurutnya, likuiditas BRI sangat memadai yang tercermin dari loan to deposit ratio (LDR) secara konsolidasi yang mencapai 88,51% per September 2022. Sedangkan LDR yang optimal ada di level 92%. 

Sehingga untuk memacu pertumbuhan, lanjutnya, likuiditas BRI masih sangat cukup. Keempat, tumbuh secara sustain dengan menjaga pertumbuahan tersebut secara berkualitas. BRI telah memenuhi itu dengan mengelola pencadangan yang sangat besar guna mengantisipasi pemburukan kredit. 

"Hati-hati saja tidak cukup dalam menjaga kualitas aset, kita juga harus punya bantalan yang cukup. Makanya BRI terus melakukan manajemen pencadangan," imbuhnya.

Di urutan ketiga ada PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dengan total aset mencapai Rp1.288,7 triliun atau tumbuh 10,2% YoY sejalan dengan kenaikan kreditnya sebesar 10,6% YoY hingga September. Sejauh ini baru ada tiga bank di Indonesia yang memiliki aset tembus Rp1.000 triliun. 

BCA optimis pertumbuhan kredit akan terus berlanjut meskipun dihadapkan dengan tantangan ekonomi global. Bank swasta terbesar di Tanah Air ini memperkirakan pertumbuhan kredit tahun 2023 kurang lebih sama dengan pertumbuhan tahun ini. 

Tahun ini, BCA menargetkan kredit tumbuh 8%-10%. Namun, capaiannya hingga kuartal III sudah melampaui target. 

Portofolio kredit perseroan per September 2022 mencapai Rp682 triliun atau tumbuh 12,6% secara tahunan. "Kalau melihat kredit BCA yang sudah naik 12,6% YoY, mudah-mudahan dengan persentase yang kurang lebih sama bisa kita capai tahun 2023 walaupun kita tahun tantangannya ada," ucap Jahja Setiaatmadja Presiden Direktur BCA optimistis, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, tidak mudah melakukan proyeksi sektor mana yang masih akan prospektif dalam menopang pertumbuhan kredit tahun depan. Namun, ia meyakini bahwa sektor konsumsi dan pariwisata menjadi salah satu yang punya prospek cerah.

Sementara itu, aset PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang berada di posisi keempat baru mencapai Rp94,6 triliun per September 2022 atau tumbuh 2,6% YoY. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) berada di urutan kelima dengan total aset Rp389,2 triliun atau tumbuh 5,77% YoY. (tim redaksi)

#asetperbankan
#limabankdenganasetjumbo
#bank
#kredit
#pertumbuhankredit
#kinerjakeuangan

Tidak ada komentar