Breaking News

58.000 Warga Cianjur Mengungsi ke Tenda Darurat, Tim Medis Diminta Antisipasi 4 Penyakit Pascagempa

Presiden Joko Widodo mengunjungi tenda pengungsi korban gempa di Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022). Foto: Istimewa/ Dok.Sekretariat Presiden

WELFARE.id-Gempa Cianjur membuat 58 ribu warga terpaksa mengungsi dari rumah mereka. Mereka takut, gempa susulan kembali terjadi. Tenda-tenda darurat pun sudah dibangun di sejumlah titik agar warga korban gempa bisa beristirahat secara layak. 

Selain kekhawatiran gempa susulan, para pemangku kepentingan juga diharapkan bisa berkoordinasi untuk mengantisipasi penyakit pascagempa di pengungsian.

Seperti diketahui, tenda darurat berbeda dengan rumah. Ketersediaan air bersih juga masih terkendala. Maka tidak tertutup kemungkinan munculnya ancaman penyakit bagi para pengungsi.

Guru Besar Fakultas Kedokteran UI Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, pascagempa biasanya akan ada potensi penyakit menular. Setidaknya ada empat jenis kemungkinan merebaknya penyakit menular.

"Pertama penyakit yang ditularkan melalui air (water-borne disease). Kedua penyakit menular lewat makanan (foodborne disease). Lalu penyakit paru dan pernapasan. Terakhir, penyakit yang menular melalui kontak langsung antar manusia," ujar Tjandra dalam pesan singkatnya kepada wartawan, dikutip Rabu (23/11/2022).

Maka itu, untuk mengantisipasi penularan penyakit, terdapat 6 langkah kesehatan yang perlu dilakukan pada saat bencana seperti gempa ini. Pertama, adalah penilaian cepat apa yang dibutuhkan segera.

Kedua, mengevaluasi apa sumber daya yang tersedia dibandingkan dengan kebutuhan yang diperlukan. "Dalam hal ini pengaturan pelayanan RS di Cianjur dan sekitarnya sebaiknya jadi prioritas utama untuk dilaksanakan," sarannya.

Ketiga, upaya pencegahan terhadap dampak kesehatan selanjutnya. Sesudah yang terjadi di jam-jam dan hari-hari pertama sesudah gempa. 

Selanjutnya, segera menerapkan strategi pengendalian penyakit, baik menular maupun tidak menular yang kronik. "Kelima, selalu melakukan evaluasi terhadap efektivitas strategi yang dilakukan dan terakhir adalah perbaikan contingency planning untuk antisipasi kemungkinan bencana di masa datang," ulasnya.

Ia juga menambahkan, menurut berbagai data ilmiah maka beberapa jam sesudah gempa akan banyak ditemukan kasus serius, luka, patah tulang sampai kerusakan organ dalam tubuh akibat berbagai benturan ketika gempa. Kasus-kasus berat dapat mengakibatkan gangguan berbagai alat/sistem tubuh yang memerlukan penanganan segera.

"Salah satu penelitian lain menunjukkan dari kasus-kasus yang ada maka sekitar 65 persen mengalami luka-luka, 22 persen patah tulang, 6 persen kerusakan jaringan lunak, dan persentasi cukup banyak yang ada trauma di tungkai dan lengan," rincinya lagi.

Nah biasanya, sambung Tjandra sesudah hari-hari pertama bencana maka akan timbul berbagai masalah kesehatan lain. Bahkan mungkin sampai ke terjadinya gagal multi organ, atau infeksi berat sampai dapat terjadi sepsis.

"Tentu juga perlu diwaspadai perburukan penyakit kronik yang memang sudah ada pada warga sejak sebelum gempa. Ini harus diantisipasi sejak sekarang," imbaunya lagi. (tim redaksi)

#antisipasipenyakitpascagempa
#tjandayogaaditama
#korbangempacianjur
#pengungsikorbangempacianjur
#sanitasiair
#penyakitmenular
#penyakitkronik
#korbanluka

Tidak ada komentar