Breaking News

2023, Bank Mandiri Incar USD800 Juta dari Obligasi Hijau

Ilustrasi (net) 

WELFARE.id-Manajemen PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berencana menerbitkan utang untuk mendukung pendanaan pada proyek-proyek berkelanjutan atau berwawasan lingkungan. Pendanaan ini akan dikejar pada 2023. 

Direktur Treasury dan International Banking Bank Mandiri Panji Irawan menjelaskan, penerbitan utang ini akan seperti penerbitan pada 2021 yang menggunakan konsep produk-produk ramah lingkungan seperti green bond atau obligasi hijau. 

"Tentu saja penerbitan green bond, salah satu yang berpotensi untuk kami terbitkan pada 2023, subject to persetujuan dari otoritas," ujarnya di Jakarta, dikutip Kamis (3/11/2022). 

Ia menjelaskan, pihaknya juga mencari pendanaan tahun depan menggunakan skema ESG Repo. ESG itu berangkat dari prinsip berkelanjutan seperti Environmental, Social, and Governance. "Ini salah satu instrumen yang kemungkinan besar akan kami manfaatkan. Tentu saja dengan melihat demand dari pasar untuk menyerap produk-produk ini," tandasnya. 

Panji menekankan, penerbitan utang untuk pendanaan Bank Mandiri pada 2023 itu akan melebihi dari total yang telah diterbitkan pada 2021 dan 2022 melalui sustainability bond maupun ESG Repo yang secara total telah mencapai USD800 juta. 

"Green bond USD300 juta dan ESG repo USD500 juta. Berarti tahun depan kemungkinan akan bertambah dengan sesuai rencana kami di rencana bisnis bank tahun depan. Sangat potensi sekali kami menerbitkan baik itu bond maupun ESG repo, dan kombinasi-kombinasi lainnya," tandasnya. 

Penerbitan perdana sustainability bond pada 2021 yang sebesar USD300 juta digunakan untuk membiayai atau membiayai kembali proyek-proyek berwawasan lingkungan (green) dan sosial. 

Sustainability bond tersebut memiliki tenor 5 tahun dengan kupon sebesar 2 persen. Dalam penerbitan sustainability bond ini, Bank Mandiri menunjuk Deutsche Bank, HSBC, dan Mandiri Securities sebagai joint lead managers. 

Penerbitan sustainability bond ini mendapatkan pesanan permintaan lebih dari USD2,5 miliar pada saat proses book building sehingga terdapat kelebihan permintaan atau oversubscription lebih dari 8,3 kali dari rencana jumlah bond yang diterbitkan. 

Sementara itu, Repurchase Agreement atau Repo ESG yang telah dieksekusi awal tahu ini telah dilakukan Bank Mandiri dengan dua conterpartynya sebesar USD500 juta. Salah satu counterparty itu adalah Standard Chartered Bank Indonesia. 

Transaksi ESG Repo ini merupakan inisiatif strategis, tidak hanya untuk memperkuat struktur pendanaan perseroan dalam mendukung rencana ekspansi bisnis, juga untuk mengimplementasikan Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB) pada pilar Sustainable Banking secara konsisten. (tim redaksi

#bankmandiri
#greenbond
#obligasihijau
#bankmandiriincarusd800ribu
#esgrepo

Tidak ada komentar