Breaking News

Kebijakan Dinamis Cegah Krisis Pangan, Moeldoko: Langkah yang Diambil Pemerintah Sangat Jitu

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. Foto: net

WELFARE.id-Sejumlah kebijakan dilakukan Pemerintah Indonesia untuk mencegah krisis pangan yang dibutuhkan masyarakat di tengah gejolak ekonomi dunia yang mengarah resesi sudah sangat jitu dan efektif.

Itu diungkapkan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko dalam Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang digelar secara daring yang dipantau di Jakarta, Jumat (21/10/2022).

"Jadi langkah-langkah yang diambil Pemerintah Indonesia sudah sangat jitu untuk mewujudkan swasembada pangan. Selain itu juga ada indikasi yang jelas bagaimana pemerintah membangun infrastruktur di sektor pangan," terangnya. 

Moeldoko juga mengatakan Indonesia menerapkan kebijakan yang dinamis dan terbukti jitu untuk mengurangi dampak gejolak ekonomi dan politik global akibat situasi pandemi COVID-19 dan ketegangan geopolitik antara Rusia-Ukraina.

Namun, menurutnya juga, tapi gejolak krisis pangan tersebut berdampak pada capaian target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Dia menjelaskan hingga saat ini pemerintah telah membangun sejumlah infrastruktur penunjang sektor pangan Tanah Air, di antaranya membangun 35 unit bendungan, membangun 10.035 hektare jaringan irigasi, dan 21 embung pangan.

Selain itu, ujar juga mantan Panglima TNI ini, pemerintah juga merehabilitasi 152.615 hektare jaringan irigasi, menyediakan 2,86 meter kubik/detik air baku, serta membangun 157 kilometer (km) pengendali banjir dan pengamanan pantai.

"Ini yang mendukung surplus pangan Indonesia dalam tiga tahun terakhir. Pemerintah sudah mengantisipasi situasi krisis yang terjadi, sehingga kita tidak kekurangan pangan hingga saat ini. Neraca beras kita juga surplus kurang lebih 3 juta ton," lanjutnya. 

Untuk diketahui, produksi beras Indonesia pada 2022 meningkat dibanding tahun sebelumnya, yakni dari 55,67 juta ton gabah kering giling (GKG) menjadi 54,42 juta ton GKG. 

Data BPS pada 31 Maret 2022 juga menunjukkan pasokan beras nasional mencapai 9,11 juta ton. Stok beras itu terus meningkat pada 30 April 2022 sebesar 10,15 juta ton.

Moeldoko juga mengatakan kalau Presiden Jokowi dalam setiap kesempatan juga menekankan pentingnya masyarakat Indonesia untuk menanam apa saja agar terhindar dari krisis pangan

Sedangkan untuk mengatasi krisis energi, pemerintah menggenjot program Biodiesel 30 (B30) untuk mengurangi impor minyak, memberikan keseimbangan harga bagi komoditas sawit dalam negeri, serta memperbaiki defisit neraca perdagangan.

Pemerintah juga sedang mengembangkan energi baru terbarukan yang berasal dari panas bumi, sumber daya air, hingga panas matahari. Pada 2022, kata Moeldoko lagi, pencapaian energi baru dan terbarukan sudah mencapai angka 12 persen dari target 23 persen pada 2025.

"Pemerintah pusat dalam mengantisipasi krisis keuangan global, khususnya inflasi, juga berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam hal pemberian subsidi atas distribusi barang agar barang tidak langka,” cetus juga pensiunan jenderal bintang empat ini. 

Selain itu juga, pemberian bantuan sosial dalam bentuk perlindungan sosial juga masif didistribusikan kepada warga miskin. ”Sehingga, daya beli masyarakat tetap terjaga dan beban ekonomi masyarakat berkurang," tandas Moeldoko lagi. (tim redaksi)


#krisispangan
#krisisenergi
#kepalakantorstafpresiden
#ksp
#kepalaksp
#moeldoko
#resesi

Tidak ada komentar