Jokowi Kaget Tahu Fakta Terbaru Ini, 28 Negara Antre Ngutang IMF
Presiden Joko Widodo. Foto: Istimewa/ Net
WELFARE.id-Resesi benar-benar di depan mata. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengaku sampai kaget mengetahui fakta baru dari Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Jokowi menghubungi Menteri Keuangan Sri Mulyani yang sedang berada di Amerika Serikat (AS). Melalui panggilan tersebut, terungkap kondisi yang cukup mengejutkan.
Jokowi menyebut, ada 28 negara yang antre masuk ke Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF). "Tadi pagi saya mendapatkan telpon dari Menteri Keuangan dari Washington DC.
Beliau menyampaikan sudah 28 negara antre masuk sebagai pasien IMF. Ini lah kondisi yang apa adanya harus saya sampaikan," ungkap Jokowi, dalam pidatonya di Balai Sarbini Jakarta, dikutip Rabu (12/10/2022).
Apalagi, saat ini kondisi perekonomian global tengah di ambang ketidakpastian. Hal ini dipicu oleh pandemi COVID-19 hingga perang antara Rusia dan Ukraina.
"Artinya pandemi yang melanda semua negara itu mengakibatkan ekonomi global ini ambruk. Ditambah perang Rusia dan Ukraina. Sehingga krisis pangan, krisis energi dan krisis keuangan sekarang ini menghimpit semua negara," rincinya.
Sementara itu, menurut kabar yang diterima Jokowi dari lembaga-lembaga internasional, 66 negara berada pada posisi yang rentan untuk kolaps. Bahkan, 345 juta orang di 82 negara menderita krisis pangan.
"Sebagian di negara Eropa sudah mulai masuk ke resesi. Ini nanti masuk ke winter mereka akan kesulitan untuk mendapatkan pemanas dari gas. Sehingga memang kondisi negara-negara di dunia betul-betul pada posisi yang sangat tidak mudah," imbuhnya.
Kondisi ini berimbas pada naiknya inflasi secara global. Harga-harga barang mengalami kenaikan tetapi pertumbuhan ekonominya semuanya anjlok.
Apalagi, Jokowi melihat Rusia dan Ukraina belum akan damai dalam waktu dekat. Ditambah lagi, dari hasil kunjungannya bertemu Presiden Rusia dan Ukraina beberapa waktu lalu, Jokowi menyimpulkan perang masih akan berlanjut dalam waktu yang panjang.
Meski begitu, ada hal yang masih disyukuri Jokowi, yakni Indonesia masih bisa tumbuh 5,44% pada kuartal II 2022 kemarin. Hal ini didukung pula dengan RI yang sejauh ini memiliki sistem ketahanan pangan yang baik dan swasembada beras pada 2019, ditandai dengan diperolehnya sertifikat dari International Rice Riset Institute (IRRI).
"Tapi Alhamdulillah, negara kita di kuartal kedua kemarin masih bisa tumbuh 5,44%. Ini pertumbuhan ekonomi termasuk yang terbaik di dunia. Karena hal-hal yang fundamental, reformasi struktural, reformasi birokrasi, terus kita jalankan meskipun pandemi," ungkapnya. (tim redaksi)
#presidenjokowidodo
#presidenjokowi
#krisisenergi
#krisispangan
#inflasi
#krisiskeuangan
#resesi
Tidak ada komentar