Breaking News

Jarang Tersorot, 3 Tokoh Perempuan Pintar Berperan Aktif di Sumpah Pemuda 1928

Siti Soendari. Foto: Istimewa/ Harry A Poeze

WELFARE.id-Sumpah Pemuda diperingati setiap tahun persis di tanggal 28 Oktober. Tahun ini, peringatan Sumpah Pemuda memasuki usia ke-94 tahun. 

Di momen ini, 94 tahun yang lalu, pemuda-pemudi Indonesia berkumpul dan mengikrarkan sebuah sumpah yang lahir dari hasil Kongres Pemuda II. Ikrar itu begitu penting karena telah mempersatukan bangsa Indonesia yang memiliki berbagai latar belakang dan budaya.

Namun dari berbagai dokumentasi sejarah yang menceritakan ulang peristiwa bersejarah ini, jarang sekali yang menyorot keterlibatan beberapa tokoh perempuan di balik Sumpah Pemuda 1928. Melansir siaran resmi Zenius, Sabtu (29/10/2022), kita kenalan dengan perempuan-perempuan tangguh dan pintar yang turut andil dalam Sumpah Pemuda 1928:

Siti Soendari

Siti Soendari merupakan adik bungsu dr Soetomo. Beliau berasal dari kalangan Jawa elit dan berhasil menempuh pendidikan tinggi.

Dia memiliki gelar Meester in de Ritchen (Sarjana Hukum) dari Universitas Leiden di Belanda pada 1934. Pada masa itu, tidak mudah bagi perempuan untuk bisa mengenyam pendidikan yang tinggi.

Bahkan, Siti adalah perempuan ke-2 yang berhasil mendapatkan gelar tersebut. Selain berhasil dalam pendidikan, Siti juga pernah menjabat sebagai direktur bank.

Pada Kongres Pemuda II, Siti berpidato soal rasa cinta Tanah Air. Beliau menekankan bahwa rasa cinta tanah air harus ditanamkan pada perempuan sejak kecil, tidak hanya pada laki-laki saja. Saat itu, Siti berpidato dalam bahasa Belanda sehingga Muhammad Yamin, selaku Sekretaris Kongres Pemuda II, menerjemahkan pidato Siti.

Emma Poeradiredja

Selanjutnya, ada nama Emma Poeradiredja. Dia adalah tokoh perempuan yang mengenyam pendidikan di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO).

Selama hidupnya, beliau aktif dalam berbagai organisasi yang bergerak di bidang perjuangan kemerdekaan Indonesia dan kesetaraan perempuan. Beliau juga pernah menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung dan anggota DPR/MPR Indonesia.

Di Kongres Pemuda II, Emma yang menjabat sebagai Ketua Cabang Bandung Jong Islamieten Bond berpidato mengenai peran para perempuan. Dia menekankan pentingnya perempuan terlibat, tidak hanya dalam pembicaraan pergerakan namun juga dengan perbuatan.

Nana Poernomowoelan

Ketiga, ada Nona Poernomowoelan yang merupakan seorang guru dan salah satu perwakilan pemuda Taman Siswa. Beliau menjadi pembicara pertama di mimbar Kongres Pemuda II.

Sebagai tokoh yang aktif di bidang pendidikan, beliau berpidato soal mencerdaskan bangsa yang harus disertai dengan pendidikan yang tertib dan disiplin. Selain itu, menurutnya anak harus mendapatkan pendidikan yang baik di sekolah maupun di rumah.

Demikian beberapa tokoh perempuan hebat dan menginspirasi yang berperan penting saat momen Sumpah Pemuda. (tim redaksi)

#tigatokohperempuan
#sumpahpemuda1928
#tokohsumpahpemuda
#sumpahpemudake94tahun

Tidak ada komentar