Breaking News

Ini Sektor Penyumbang Kredit Bermasalah Terbesar di BCA

Ilustrasi (net) 

WELFARE.id-Kenaikan bunga kredit dan rasio kredit macet atau non-performing loan (NPL) berpotensi meningkat seiring dengan langkah Bank Indonesia yang menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin sepanjang tahun ini menjadi 4,25 persen. 

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatat rasio NPL gross per kuartal III/2022 sebesar 2,16 persen, turun 20 basis poin (bps) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. 

Sementara itu rasio NPL net turun 23 bps menjadi 0,66 persen.  Bila dirinci, kredit bermasalah bank per September 2022 naik 6,8 persen sepanjang tahun berjalan (year-to-date/ytd), menjadi Rp14,3 triliun. 

Adapun sebanyak 50,6 persen di antaranya dikontribusikan oleh sektor manufaktur.  Salah satu penyebab tingginya kredit bermasalah sektor manufaktur adalah kredit dalam denominasi valuta asing. 

Bank mencatat kredit manufaktur dalam bentuk valas yang masuk kategori macet senilai Rp3,2 triliun. Kredit bermasalah sektor manufaktur juga mencatat pertumbuhan tertinggi sepanjang tahun ini hingga September 2022. BCA melaporkan pertumbuhan kredit bermasalah manufaktur sebesar 21,4 persen ytd. 

Kontributor terbesar kedua terhadap kredit bermasalah BCA adalah sektor perdagangan, restoran, dan hotel, yakni Rp3,9 triliun. Angka ini turun 7,3 persen ytd.  Seiring dengan naiknya nilai kredit bermasalah, BBCA juga ikut mengerek cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN). 

Per September 2022, CKPN bank senilai Rp35,5 triliun, naik 10,4 persen ytd. Sementara itu BBCA dan entitas anak melanjutkan tren positf hingga kuartal III/2022. Penyaluran dana bank secara konsolidasi naik 12,6 persen secara menjadi Rp682 triliun. Pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan dengan kredit bermasalah ini telah menekan rasio NPL bank.  

Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn mengatakan bahwa perseroan terus mencermati dan mengukur risiko kredit secara berkala untuk memastikan tidak adanya kenaikan risiko yang signifikan. "BCA tetap mengutamakan prinsip kehati-hatian dan selaras dengan risk appetite di setiap pengambilan keputusan dalam menyalurkan kredit," katanya. (tim redaksi) 

#bca
#bbca
#kreditmacet
#kreditbetmasalah
#npl

Tidak ada komentar