Cuaca Ekstrem dengan Curah Hujan Tinggi, Waspadai Siklus 3 Penyakit Ini
Nyamuk Aides aegypti yang menjadi penyebab penyakit demam berdarah. Foto: Ilustrasi/ Net
WELFARE.id-Cuaca ekstrem, curah hujan yang tinggi tak hanya menyebabkan banjir. Tapi juga menjadi momen perkembangbiakan jentik nyamuk Aides aegypti, penyebab penyakit demam berdarah.
Mengutip dari laman bnpb.go.id, Kamis (13/10/2022), Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto meminta seluruh pemangku kebijakan di daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem. Ia memperkirakan, cuaca ekstrem masih akan terjadi di berbagai wilayah, paling tidak hingga Sabtu (15/10/2022).
Selain dbd, ada penyakit lain yang juga siap menyerang saat musim hujan datang:
1. Batuk pilek
Melansir laman resmi ugm.ac.id, Kamis (13/10/2022), dalam kondisi cuaca ekstrem ini banyak orang yang terserang batuk pilek alias bapil. Menurut dr Novrida, AAK, selaku kepala bidang pelayanan medis Klinik Gadjah Mada Medical Center UGM, cuaca yang tidak menentu berdampak pada daya tahan tubuh.
Pasalnya, tubuh harus beradaptasi dengan perbedaan suhu yang cukup signifikan. Maka itu, penerapan pola hidup sehat diperlukan, agar terhindar dari batuk dan pilek.
2. Diare
Pada cuaca ekstrem dan musim yang tidak menentu ini rentang penyakit diare. Menurut Dinkes.kalbarprov.go.id, diare adalah kondisi yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi buang air besar (BAB), dan tekstur feses yang lebih cair (mencret).
Diare dapat menyerang siapa saja, bahkan anak-anak sekalipun. Sama halnya dengan penyakit lain, untuk mencegah diare yang perlu dilakukan adalah menjaga kebersihan, serta perbanyak minum air putih.
3. Demam berdarah dengue (DBD)
Mengutip dari laman resmi rumah sakit awalbros.com, Kamis (13/10/2022), cuaca ekstrem dapat menimbulkan penyakit demam berdarah. Hal itu disebabkan karena masyarakat abai dengan lingkungan sekitar, berbagai genangan menjadi tempat hidup bagi jentik-jentik nyamuk Aides aegypti.
Gejala yang muncul dari penyakit demam berdarah adalah demam tinggi yang sulit turun, mual, muntah, pusing, serta muncul bintik-bintik di area kulit. DBD tahun ini menjadi momok yang menakutkan bagi warga Jawa Tengah.
Menurut data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng, selama bulan Januari-Oktober 2022 sudah ada 202 warga yang meninggal dunia karena terkena penyakit DBD. Sub Kordinator Penyakit Tidak Menular dan Menular, Dinkes Jateng Arvian Nevi mengatakan, jumlah warga yang terkena penyakit DBD tahun 2022 cenderung meningkat ketimbang tahun 2021.
Ia mencatat, terdapat 9.036 kasus warga yang terjangkit DBD atau naik 50 persen ketimbang situasi tahun lalu sekitar 4.468 kasus DBD. Jumlah warga yang meninggal karena penyakit DBD pun juga bertambah menjadi 202 orang daripada kondisi tahun lalu hanya 121 orang.
Menurutnya, curah hujan yang tinggi ditambah penduduk yang padat dan perubahan lingkungan menjadi penyebab naiknya jumlah warga yang terjangkit DBD. "Memang lebih tinggi dibanding tahun lalu. Terutama bulan Januari sampai Maret.
Karena ada pengaruh musim peralihan. Apalagi nyamuk Aedes aegypti bertelurnya bisa di dalam maupun luar rumah. Telurnya kalau pas musim hujan cukup aman karena terbawa arus.
Tapi, di dalam genangan itu yang sering diabaikan, seperti di bawah dispenser, wadah minum burung dan bak mandi. Kita mesti sering-sering membersihkan genangan airnya," jelasnya. (tim redaksi)
#penyakitdbd
#aidesaegypti
#musimhujan
#cuacaekstrem
#jentiknyamuk
#batpil
#diare
Tidak ada komentar