Breaking News

Ratu Elizabeth II Sempat Alami Mobilitas Episodik, Penyakit Umum Lansia?

Sebelum dikabarkan meninggal, Ratu Elizabeth II sempat menyapa Perdana Menteri Inggris yang baru Liz Truss. Foto: Istimewa/ Jane Barlow/ WPA Pool/Getty Images

WELFARE.id-Ratu Elizabeth II menghembuskan napas terakhir, Kamis (8/9/2022) di Kastil Balmoral, Skotlandia. Hingga saat ini, pihak istana belum secara jelas merinci penyebab kematian ratu yang telah memimpin Inggris lebih dari 70 tahun tersebut.

Sepanjang hidupnya, Ratu Elizabeth II yang meninggal pada usia 96 tahun itu, jarang terdengar sakit. Namun, setahun terakhir sebelum meninggal dunia, kesehatannya turun naik.

Apalagi, sang ratu juga sempat tertular COVID-19. Namun, secara resmi, pihak istana belum menyebutkan secara rinci penyebab kematian Ratu Elizabeth II.

Fakta menarik yang sempat tersorot media, terkait masalah kesehatan Ratu Elizabeth II terjadi pada saat ia menyambut Perdana Inggris yang baru yaitu Liz Truss. Wanita berusia 96 tahun itu memanggil politikus konservatif itu ke Kastil Balmoral di Skotlandia pada Selasa, di mana dia secara resmi meminta untuk membentuk pemerintahan baru setelah pengunduran diri Boris Johnson.

Dalam prosesi penyerahan kekuasaan dari PM Inggris lama ke yang baru, Ratu Elizabeth II terpotret bersalaman dengan Liz Truss dengan kondisi tangan membiru dan ungu. Hal itu kemudian memicu spekulasi tentang kesehatan sang ratu.

"Apa yang terjadi dengan tangan ratu? Semuanya biru dan ungu?” tanya seorang pengguna Twitter yang khawatir seperti dikutip dari New York Post, Sabtu (10/9/2022).

Ada banyak kemungkinan terkait kondisi tersebut, termasuk faktor pencahayaan. Namun menurut pakar dermatologi ML Stevenson dari NYU Langone, warna ungu tersebut lebih mirip memar yang mengindikasikan kondisi senile purpura. 

"Saat kita menua, kulit dan jaringan ikat di bawahnya menjadi makin rentan. Sehingga benturan ringan bisa memicu memar seperti itu," jelasnya, melansir Today.

Kondisi seperti ini, menurut ML Stevenson dialami oleh 10 persen lansia. Istilah lain untuk kondisi ini adalah solar purpura.

Di antara masalah kesehatannya, muncul kabar, Ratu Elizabeth II juga mengalami masalah mobilitas yang terus-menerus. Sehingga menyebabkan dia membatalkan atau melewatkan serangkaian janji publik selama beberapa bulan terakhir.

Termasuk saat Pembukaan Parlemen Negara baru-baru ini, tradisi Paskah, dan Hari Peringatan. Pada bulan Mei, Istana Buckingham mengumumkan keputusan Ratu Elizabeh II untuk melewatkan Pembukaan Parlemen Negara dan mencatat bahwa Ratu terus mengalami masalah mobilitas episodik.

Masalah mobilitas dapat terlihat seperti kegoyangan saat berjalan, kesulitan masuk dan keluar dari kursi, atau jatuh, menurut HealthinAging.org. "Ada kondisi umum pada orang tua yang dapat berkontribusi pada masalah mobilitas, seperti kelemahan otot, masalah sendi, nyeri, penyakit, dan kesulitan neurologis (otak dan sistem saraf). 

Terkadang beberapa masalah ringan terjadi pada satu waktu untuk mempengaruhi mobilitas secara serius," tulis pakar kesehatan dalam situs tersebut.

Pada dasarnya, masalah mobilitas mempengaruhi kemampuan untuk berkeliling dengan mudah, dan sangat umum, tidak hanya pada orang tua. CDC memperkirakan, lebih dari delapan juta orang di Amerika Serikat mengalami kesulitan serius berjalan atau menggunakan tangga. 

Tetapi jumlah ini tidak mencakup spektrum luas masalah mobilitas yang tidak ditentukan hanya melalui tingkat keparahan. Beberapa masalah mobilitas bersifat situasional, artinya seseorang mungkin baik-baik saja dalam keadaan tertentu atau selama jangka waktu tertentu. 

Tetapi mungkin memerlukan bantuan atau istirahat dalam situasi lain. Beberapa orang menggunakan alat bantu mobilitas seperti tongkat, walker, kruk, atau kursi roda penuh waktu.

Sementara yang lain berfluktuasi dalam penggunaannya tergantung pada kondisi fisik mereka dan aksesibilitas tempat tertentu. Sementara masalah mobilitas episodik bukanlah diagnosis formal. 

"Episodik" hanyalah salah satu cara untuk mengatakan bahwa mobilitas seseorang berfluktuasi atau datang dalam beberapa episode. Nyeri kronis yang kambuh, medan, cuaca (tekanan barometrik, misalnya, dapat membengkakkan persendian), dan cedera, semuanya dapat memengaruhi mobilitas seseorang.

Jadi, penting untuk diingat bahwa ketika seseorang berbicara tentang masalah mobilitas, atau disabilitas secara lebih luas, kamu tidak dapat membuat asumsi tentang apa yang sebenarnya dapat atau tidak dapat dilakukan oleh individu tersebut. 

Cara terbaik untuk mengetahuinya adalah dengan bertanya bagaimana kamu dapat mendukung mereka, aksesibilitas apa yang perlu diingat, dan apa yang harus diperiksa saat membuat rencana. (tim redaksi)

#ratuelizabethIImeninggaldunia
#kerajaaninggrisberduka
#dukakerajaaninggris
#penyakitratuelizabethII
#dugaansakitmobilitasepisodik
#gejalamobilitasepisodik
#penyakitlansia

Tidak ada komentar