Padang dan Bengkulu Dihajar Longsor, Warga Napal Putih Terisolir
WELFARE.id-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Padang, Sumatera Barat (Sumbar), mengerahkan personel untuk membantu penanganan bencana longsor di Kelurahan Lambung Bukit, Kecamatan Pauh. Longsor dilaporkan terjadi akibat hujan lebat yang mengguyur daerah setempat sejak Rabu (21/9/2022) malam hingga Kamis (22/9/2022) pagi.
"Kami mengerahkan personel ke lokasi untuk membantu pembersihan material longsor mulai dari pagi hingga sekitar pukul 17.30 WIB. Saat pengerjaan warga yang rumahnya terdampak dievakuasi sementara," kata Kepala Pelaksana BPBD Padang Endrizal, di Padang, dikutip Jumat (23/9/2022).
Ia mengatakan, pembersihan material longsor juga melibatkan alat berat milik Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Padang serta insan kebencanaan lainnya. "Pembersihan material longsor tersebut membutuhkan kerja ekstra karena luas kawasan yang terdampak sekitar empat puluh meter dengan ketinggian mencapai dua meter," terangnya.
Ia bersyukur, longsor tersebut tidak memakan korban jiwa. Namun, akibat kejadian tersebut, dilaporkan ada empat bangunan yang terdampak yaitu sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), bengkel, dan dua unit rumah warga.
"Alhamdulillah, pengerjaan telah selesai dikerjakan sebelum malam hari. Warga yang rumahnya terdampak telah balik lagi," imbuhnya.
Ia menyebutkan, pihaknya telah mendata para korban yang terdampak bencana longsor itu untuk diteruskan kepada dinas terkait, agar bantuan terhadap bangunan yang rusak bisa diakses. "Kami akan berkoordinasi dengan dinas sosial serta instansi terkait lainnya untuk mengupayakan bantuan perbaikan fisik, sesuai arahan dari wali kota agar pemerintah membantu semaksimal mungkin," janjinya.
Pihak BPBD Padang juga mengimbau masyarakat agar tetap berjaga-jaga saat hujan lebat turun dalam waktu yang lama demi mengantisipasi bencana. Sementara bagi kendaraan diminta waspada saat melintasi kawasan Sitinjau Laut, Sungai Pisang, dan kawasan Bukit Lampu yang rawan tanah longsor.
BPBD Padang juga mencatat, ada 16 titik bencana yang terjadi di kota setempat, berupa longsor, banjir, dan pohon tumbang. Longsor juga terjadi di Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu.
Akibat bencana itu, sekitar 270 kepala keluarga (KK) di Desa Lebong Tandai terisolir. Kepala Desa Lebong Tandai, Supriadi mengungkapkan, longsor terjadi di rel Motor Lori Ekspres (Molek)-transportasi kereta sederhana untuk tambang peninggalan Belanda- di desa itu.
Molek sendiri merupakan transportasi andalan warga di sana. "Sedangkan jalan alternatif yang dibangun melalui program TMMD juga tidak bisa dilalui," katanya, dikutip Jumat (23/9/2022).
Ia menjelaskan, bencana longsor itu terjadi pada Rabu (21/9/2022) petang. Kawasan itu diguyur hujan lebat sejak pagi sehingga longsor menyebabkan rel Molek ambles.
Sementara, Molek sendiri merupakan satu-satunya moda transportasi umum menuju desa itu, dengan memanfaatkan rel bekas tambang peninggalan Belanda. Bila rel itu putus, maka tak ada lagi jalur lain yang bisa digunakan warga desa.
"Cuma kendaraan Molek inilah moda transportasi menuju desa kami, karena sulitnya medan yang dilalui. Kondisi rel juga telah banyak yang rusak, ditambah bila hujan kerap terjadi longsor," paparnya.
Supriadi mengungkapkan, sebenarnya ada jalur alternatif yang telah dibuka dalam program TMMD, namun kondisi jalan masih berbentuk tanah dan bila hujan tidak bisa dilalui karena terjal dan berlumpur. "Kita telah mengajukan peningkatan jalan alternatif ke pemerintah daerah namun belum di respons. Bila jalan alternatif ini diberi pengerasan bisa dilalui. Kami berharap pemerintah daerah atau provinsi bisa membantu peningkatan kondisi jalan," harapnya. (tim redaksi)
#longsorpadang
#longsorbengkulu
#wargadievakuasi
#tidakadakorbanjiwa
#jembatanputus
#relputusdibengkulu
#bencanatanahlongsor
Tidak ada komentar