Breaking News

Awas! Pikun Juga Bisa Terjadi di Usia 30-an

Ilustrasi (net) 

WELFARE.id-Apakah kamu sering lupa dimana menaruh handphone? atau sering lupa mengapa kamu berjalan ke kamar? Apakah kelupaan tersebut termasuk tanda-tanda kita mengalami kepikunan atau alzheimer? 

Tanggal 21 September setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Alzheimer Sedunia. Penyakit ini masih terus menjadi perhatian, mengingat pengobatan dan penyebabnya hingga saat ini belum diketahui dengan pasti. 

Banyak orang menganggap bahwa alzheimer hanya menyerang kelompok lanjut usia (lansia). Padahal, nyatanya tidak. Mereka yang masih berusia sekitar 30 tahun pun berisiko alzheimer. 

Dilansir Psychology Today, pada sebuah tes neuropsikologis, kebanyakan orang sudah menunjukkan penurunan dalam visualisasi spasial dan penalaran spasial oleh pertengahan dua puluhan. 

Penurunan dalam memori dan penalaran hadir pada awal usia 30-an, dan penurunan dalam kecepatan pemrosesan informasi terbukti oleh pertengahan tiga puluhan. Meskipun penurunan ini pada awalnya halus, mereka bertambah setiap dekade dan sering menjadi lebih terlihat setelah usia 50. 

Menariknya, tingkat penurunan fungsi otak pada usia 20-an dan 30-an terkait dengan laju penuaan pada sistem tubuh lainnya. Yang dimaksud sistem tubuh adalah paru-paru, jantung, gigi, ginjal, hati, dan kekebalan tubuh. 

Sebuah penelitian meneliti tentang "kecepatan penurunan fungsi otak" pada dewasa awal yaitu berusia 26-38 tahun. Disebutkan bahwa mereka yang memiliki sistem tubuh tidak sehat mengalami penurunan kognitif yang lebih besar dan penurunan fungsi otak bahkan pada usia 38 tahun.  

Dokter spesialis saraf konsultan neurobehaviour dan neurogeriatri di Rumah Sakit EMC Pulomas, Silvia F Lumempouw mengatakan, meski tergolong langka, mereka yang berusia di bawah 65 tahun bisa mengalami alzheimer. "Penyakit ini menyerang otak, menyebabkan pikun dan bisa dialami usia muda, ini disebut early onset Alzheimer Dementia (EOAD)," ujarnya dikutip Kamis (22/9/2022). 

Penyebab alzheimer pada mereka yang berusia muda hampir pasti karena faktor genetik. Oleh karena itu, jika ada keluarga yang memiliki riwayat Alzheimer, maka sudah sepatutnya kamu melakukan pemeriksaan dini. 

Sebab, jelasnya, biasanya ada gen yang memang mengalir di tubuh seseorang sebagai pembawa kerusakan pada otak. Tidak sedikit juga alzheimer yang sebenarnya telah terjadi sejak usia 30-an tapi baru terdeteksi saat memasuki usia lanjut. 

"Padahal proses penyakit sudah berjalan 20 tahun sebelumnya. Makanya kalau melakukan pemeriksaan sejak dini bisa dideteksi melalui cairan otak karena ada protein toksik yang merusak sel otak," terangnya. 

Lantas, bagaimana cara mencegah alzeimer di usia muda? Menurut Silvia, hingga saat ini di Indonesia belum ada pengobatan Alzheimer. Satu-satunya yang bisa dilakukan adalah mencegah keparahan penyakit. "Pencegahan bisa dilakukan dengan mengubah pola hidup lebih teratur dan menghindari hal-hal yang memicu kerusakan otak," katanya. 

Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan agar Alzheimer tidak semakin parah: 

- menjaga berat badan,
- menjaga kadar kolesterol tetap normal,
- tidak merokok,
- rutin berolahraga dan bergerak,
- tidak minum alkohol.
-melakukan pekerjaan dengan aktivitas kognitif tinggi. 

"Menjalani gaya hidup sehat bisa membuat risiko keparahan alzheimer berkurang karena zat toksik di otak dibuang melalui pembuluh darah. Kalau dinding pembuluh darah rusak, transport ke pembuluh darah terganggu, zat toksik menumpuk di otak dan cepat merusak sel otak," pungkasnya. (tim redaksi) 

#kesehatan
#healthy
#pikun
#alzeimer
#pikundiusiamuda
#alzeimerdiusiamuda

Tidak ada komentar