Tewaskan 1.000 Lebih Jiwa Banjir di Pakistan Rendam Sepertiga Wilayah, Kerugian Ditaksir Capai USD10 Miliar
Banjir di Pakistan. Foto: Istimewa/ AP Photo/ Getty Images
WELFARE.id-Sepertiga wilayah Pakistan terendam air akibat banjir yang disebabkan rekor hujan monsoon. Menteri Perubahan Iklim Pakistan Sherry Rehman menjelaskan fakta mengerikan itu.
"Semuanya satu samudera besar, tidak ada lahan kering untuk memompa air keluar," ujar Rehman kepada media, melansir Reuters, Rabu (31/8/2022). Pakistan membentang 881.913 kilometer persegi, yang menjadikannya negara terbesar ke-33 di dunia berdasarkan wilayah, lebih luas daripada Turki, Prancis, dan Jerman.
Dihuni oleh hampir 242 juta orang, negara ini juga merupakan negara terpadat kelima di dunia. "Apa yang terjadi di Pakistan sekarang adalah sangat jauh dari monsun normal. Ini adalah distopia iklim di depan pintu kita,” papar menteri itu.
Menurutnya, banjir telah menciptakan krisis proporsi yang tak terbayangkan di Pakistan. Dalam wawancara terpisah dengan Deutsche Welle, Rehman menyebut, untuk kali pertama mereka harus mengerahkan angkatan laut untuk beroperasi di Indo-Pakistan karena wilayah yang begitu luas terendam air.
Menurut BNPB Pakistan, korban tewas sejak pertengahan Juni akibat hujan monsun telah mencapai 1.061 lebih. "Lebih dari 3.000 jalan telah hancur, dengan 130 jembatan dan 495.000 rumah rusak akibat banjir bandang,” ungkap badan tersebut.
Tak hanya menelan korban jiwa, banjir dahsyat yang terjadi di Pakistan disebut-sebut mengakibatkan kerugian hingga miliaran dolar AS. Menteri Perencanaan Pakistan Ahsan Iqbal menyebutkan jika kerugian akibat banjir ditaksir mencapai USD10 miliar atau setara dengan Rp149 triliun (asumsi kurs Rp14.900).
Banjir besar ini merendam hampir sepertiga negara yang terletak di Asia Selatan itu. Pada Senin, Pakistan telah menerima bantuan hingga USD1,1 miliar dari Dana Moneter Internasional (IMF).
Banjir yang disebabkan hujan deras itu menghanyutkan jalan, tanaman, rumah, jembatan dan infrastruktur lainnya. "Saya prediksi ini akan menjadi lebih besar. Perkiraan awal bisa lebih tinggi dari USD10 miliar," kata Ahsan, dikutip dari BBC, Rabu (31/8/2022).
Dia menyebutkan kondisi ini membuat negara mengalami krisis pangan dalam beberapa minggu. Selain itu, Ahsan juga menyebut ini adalah bencana terburuk yang pernah terjadi pada 2010 lalu.
Ahsan juga meminta negara-negara kaya untuk membantu kondisi keuangan negara mereka. Dia menyebut jika Pakistan adalah korban perubahan iklim yang disebabkan pembangunan agresif yang dilakukan oleh negara maju.
Untuk mengatasi kekurangan pangan, Menteri Keuangan Pakistan Miftah Ismail menyebut pemerintah mengkaji opsi untuk impor sayuran dari India. Sementara itu, Wakil Direktur Pelaksana IMF Antoinette Sayeh menyebutkan, kondisi ekonomi Pakistan gonjang ganjing akibat kondisi eksternal seperti perang Ukraina dan Rusia.
Lalu masalah ketimpangan yang terjadi. Selain itu banyak faktor yang menyebabkan banjir di Pakistan.
Salah satunya adalah pemanasan global akibat perubahan iklim membuat curah hujan lebih ekstrem. (tim redaksi)
#banjirpakistan
#perubahaniklim
#wargatewas
#korbantewas
#krisispangan
#kerugiannegara
#curahhujanekstrem
Tidak ada komentar