Minyakita Kurang Laku di Pasaran, Pedagang : Warnanya Keruh
Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga melakukan kunjungan ke Pasar Legi, Kota Surakarta, Jawa Tengah, akhir pekan lalu (net)
WELFARE.id-Sempat mengalami kelangkaan dan berharga mahal, Kementrian Perdagangan kemudian meluncurkan minyak goreng curah dalam kemasan atau Minyakita. Namun, rupanya minyak curah tersebut tidak begitu diminati di pasaran.
Kantor Staf Presiden ( KSP ) mendorong Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk meningkatkan distribusi minyak goreng kemasan rakyat (MGKR) merek Minyakita, terutama melalui pasar-pasar tradisional. Peningkatan distribusi perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Tenaga Ahli Utama KSP, Edy Priyono, mengakui Minyakita memang sudah tersedia di pasar-pasar tradisional dan modern. Hanya saja, ketersediaannya belum merata.
Menurut Edy, fakta tersebut ditemukan saat tim KSP melakukan verifikasi lapangan mengenai ketersediaan dan harga minyak goreng curah, baik minyak goreng curah maupun Minyakita, di pasar tradisional dan modern di Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (24/8/2022).
“Dari empat pasar yang kami (tim Kantor Staf Presiden) datangi, Minyakita masih tersedia di tiga pasar. Jadi distribusinya masih belum merata,” ungkap Edy dalam keterangannya, dikutip Kamis (25/8/2022).
Menurut Edy, meski sudah tersedia di pasaran, namun animo masyarakat untuk membeli Minyakita masih belum terlalu tinggi. Edy menilai, kemungkinan besar disebabkan oleh harga Minyakita lebih mahal dibandingkan dengan minyak curah biasa.
Di pasar tradisional, terang dia, harga minyak goreng curah biasa berkisar Rp12.000 sampai Rp13.500 per kilogram. Sementara harga Minyakita sesuai dengan HET, yakni Rp 14.000 per liter.
“Bisa jadi selisih harga ini yang membuat masyarakat masih memilih minyak goreng curah biasa. Apalagi di lapangan kami juga masih menemukan beberapa pedagang menjual Minyakita dengan harga di atas HET, yaitu empat belas ribu rupiah per liter,” jelas Edy.
“Kalau secara keseluruhan, harga minyak goreng curah sudah mulai normal, dan tidak terjadi kelangkaan,” tambahnya.
Edy juga menyampaikan keunggulan Minyakita yang kemasannya menggunakan pillow pack atau standing pouch sehingga mempermudah pendistribusian Minyakita ke daerah-daerah yang sulit dijangkau. Minyakita juga lebih higienis dan terjamin kualitas serta volumenya.
“Ini juga menyelesaikan persoalan teknis di lapangan seperti keterbatasan mobil tangki pengangkut dan tangki penampung di kalangan pedagang, yang sering membuat ketersediaan dan keterjangkauan harga minyak goreng curah tidak bisa optimal,” pungkasnya.
Sementara itu, pedagang sembako di Pasar Ciputat bernama Anto (35) mengeluhkan kualitas dan harga minyak goreng curah "Minyakita". Menurutnya, minyak curah Minyakita lebih keruh dibandingkan minyak curah dari agen.
Selain itu, harganya juga lebih mahal dari harga minyak goreng curah dari agen. Anto membeli Minyakita Rp 13.200 per liter, sedangkan harga minyak goreng curah dari agen sekitar Rp 12.000 per liter. "Minyaknya kurang bagus, harganya juga tinggi," katanya.
Hal itu diakui oleh Indah, ibu rumah tangga yang menggunakan Minyakita. "Saya coba goreng kerupuk, hasilnya tidak bagus. Begitu saya paka Sun Co, hasil kerupuknya mekar dan tampilannya juga bagus," akunya.
Karena itulah, dia lebih memilih minyak goreng kemasan yang sudah jelas mereknya meski harganya sedikit lebih mahal. (tim redaksi)
#minyakgoreng
#minyakita
#minyakgorengcurah
#kemendag
#ksp
#mgkr
Tidak ada komentar