Breaking News

Gempa Berlangsung 14 Kali, Sejumlah Bangunan Rusak hingga Pengungsi Gempa Mentawai Capai 2.326 Jiwa

Pengungsi gempa Mentawai, Sumatera Barat. Foto: Istimewa/ Dok.Topsumbar

WELFARE.id-Sebanyak 2.326 orang mengungsi ke tenda pengungsian akibat gempa magnitudo 6,4 di Pulau Siberut, Mentawai, Sumatera Barat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyebutkan jumlah tersebut dipastikan terus bertambah.

Kepala Badan Pelaksana (Kalaksa) BPBD Mentawai Novriadi mengatakan, jumlah pengungsi tersebar di tiga titik pengungsian. Di mana terdiri dari 1.188 orang perempuan dan 1.138 orang laki-laki.

"Ada 494 KK, jumlah itu akan terus bertambah melihat banyaknya terjadi gempa susulan," ujarnya kepada wartawan, dikutip Selasa (30/8/2022). Adapun posko pengungsian yang dibangun NGO ASB pada program Destana, rumah masyarakat dan ladang (tanpa pondok) yang berada di dataran tinggi.

Novriadi menjelaskan pengungsi berasal dari tujuh dusun yang ada di Desa Simalegi, Kecamatan Siberut Barat, yaitu Saboilagkat, Sute'uleu, Muara Selatan, Muara Utara, Bataet Utara, Bataet Selatan, dan Sakaldhat. "Alasan mereka pengungsi karena takut akan gempa susulan bermagnitudo lebih besar," ulasnya.

Selain itu, gempa yang berasal dari Desa Simalagi, Siberut Barat tersebut membuat lima bangunan rusak yaitu satu unit gereja, aula Kantor Camat Siberut, satu unit SMPN 3 Simalegi rusak ringan, satu unit SDN 11 Simalegi rusak berat, dan satu unit Puskesmas Betaet rusak ringan. "Gereja itu rusak berat, dan aula rusak ringan," imbuhnya.

Gempa yang terasa selama tiga hingga lima detik itu juga membuat seluruh warga berhamburan keluar ruangan dan menciptakan kepanikan beberapa saat. "Saat ini Tim BPBD sudah bergerak ke lokasi untuk mendistribusikan bantuan darurat dan mendesak," bebernya.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat total 14 kali gempa telah mengguncang Siberut, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat sejak Senin (29/8/2022). Gempa utama berkekuatan Magnitudo (M)6,4 diawali 3 kali gempa pembuka dan 10 kali gempa susulan.

"Sejak kemarin hingga pagi ini total telah terjadi 14 kali aktivitas gempa di Siberut Sumbar, dengan rincian: 3 foreshocks (pembuka), mainshock M6,4 (gempa utama) dan 10 aftershocks (susulan),” ungkap Plt. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono dikutip dari laman media sosial resminya, Selasa (30/8/2022).

Sebelumnya, Daryono mengatakan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng segmen Megathrust Mentawai-Siberut. “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” bebernya.

Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Siberut dengan skala intensitas V-VI MMI (Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar). 

Kemudian di daerah Tuapejat dan Painan dengan skala intensitas III-IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), daerah Padang dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu).

Lalu, daerah Padang Panjang, Bukittinggi, Kabupaten Solok dan Solok Selatan dengan skala intensitas II - III MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang). Gempa bumi ini menimbulkan kerusakan ringan di wilayah Siberut Utara dan Siberut Barat. 

Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami. Daryono pun meminta masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 

Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. “Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” tuntasnya. (tim redaksi)

#gempabumi
#gempamentawai
#sumaterabarat
#megathrust
#bangunanrusak
#tidakberpotensitsunami
#bmkg
#pengungsigempa

Tidak ada komentar