Breaking News

Diambang Krisis, Induk Shopee Alami Kerugian Ganda

Sea Ltd (net) 

WELFARE id-Induk perusahaan e-commerce Shopee yakni Sea Ltd. mencatat kerugian di kinerja keuangannya kuartal II/2022. Bak jatuh tertimpa tangga, harga sahamnya pun terus mengalami koreksi. 

Seperti dilaporkan oleh Bloomberg, Rabu (17/8/2022), Sea Ltd mengalami koreksi terhadap harga sahamnya sebesar 14 persen di New York Stock Exchange (NYSE) pada Selasa (16/8/2022) waktu setempat. 

Koreksi saham tersebut membuat pendiri Shopee, Forrest Li kehilangan USD800 juta atau sekitar Rp11,78 triliun (kurs Rp14,728). Adapun kerugian dari harga saham yang dialami oleh Sea Ltd lebih besar dari perkiraan untuk tahun 2022. 

Sejak mencapai level harga tertingginya pada Oktober tahun lalu, saham Sea Ltd. kini telah merosot hingga 80 persen. Akibatnya, harta Forrest Li sebagai salah satu taipan terkemuka di Singapura merosot hampir USD17 miliar atau sekitar Rp250,39 triliun. Saat ini, kekayaan Li mencapai USD5,1 miliar atau sekitar Rp75,12 triliun. Li kini menjadi orang terkaya keempat di Singapura. 

Sekadar informasi, pada Mei 2022 lalu, Sea Ltd memangkas proyesi pendapatan mereka untuk tahun ini ke level USD8,5 miliar atau sekitar Rp125,19 triliun. Proyeksi ini lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yakni sebesar USD8,9 miliar atau sekitar Rp131,08 triliun. 

Sementara itu, pada kuartal II/2022, Sea Ltd mencatat kerugian sebesar USD506,3 juta atau sekitar Rp7,46 triliun sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi. Angka tersebut melebihi proyeksi kerugian di angka USD482,3 juta atau kisaran Rp7,1 triliun. Sementara kerugian bersih yang dialami oleh Sea Ltd mencapai Rp13,71 triliun. 

Meski demikian, beberapa unit usaha Sea Ltd mencatatkan kenaikan pendapatan. Pendapatan Shopee tercatat tumbuh 51 persen atau sekitar USD1,7 miliar (sekitar Rp250,42 triliun). Sedangkan pendapatan unit layanan keuangan digital yakni SeaMoney tumbuh USD279 juta atau kisaran Rp4,11 triliun. 

Sea telah mengurangi jejak bisnisnya di luar negeri dan memangkas pekerjaan di sektor bisnis periferal karena ketatnya persaingan dan karena lebih berfokus pada profitabilitas. Suatu perubahan mencolok dari sikap pengeluaran sebelumnya untuk ekspansi global. 

Beberapa investor mengurangi eksposur mereka terhadap Sea. Tiger Global Management menjual USD473,8 juta atas saham Sea, memotong kepemilikannya setelah enam kuartal 

Sementara itu, unit gim perseroan yakni Garena mencatatkan pendapatan hingga USD900,3 juta atau sekitar Rp13,26 triliun. Angka tersebut lebih tinggi dari proyeksi USD827,6 juta atau sekitar Rp12,19 triliun. 

Hal ini lantas membuat Garena membukukan USD2,9 miliar hingga USD3,1 miliar (sekitar Rp42,72 triliun - Rp45,67 triliun. 

Analis Citigroup Inc, Alicia Yap menyebut suspensi dari panduan pendapatan e-commerce menimbulkan sentimen kegelisahan terhadap investor. Hal ini lantaran konsumen mulai mengurangi belanja online untuk memprioritaskan belanja yang lebih penting akibat pandemi selama potensi resesi. (tim redaksi) 

#sealtd
#indukshopee
#kinerjakeuangan
#kinerjakeuanganmerosot
#saham
#koreksisaham

Tidak ada komentar