Waspadai Sakit Kepala di Pagi Hari dan Saat Tidur, Bisa Jadi Gejala Awal Tumor Otak
Pusing bisa menjadi gejala awal tumor otak. Foto: Ilustrasi/ Net
WELFARE.id-Tumor atau kanker masih masih jadi salah satu penyakit yang jadi momok paling menakutkan. Menakutkan karena sulit dideteksi dan jika sudah terdiagnosa penyembuhannya memakan waktu lama, dan tak jarang sudah di stadium lanjut sehingga bisa merenggut nyawa.
Tumor otak merupakan kumpulan, atau massa, sel-sel abnormal yang ada di otak. Ketika tengkorak yang membungkus otak kita menjadi kaku.
Maka, setiap pertumbuhan di dalam ruang terbatas seperti itulah yang bisa menyebabkan masalah. Medical Manager PT Kalbe Farma Tbk, dr Hastarita Lawrenti menjelaskan, dua jenis tumor otak ini, yaitu tumor jinak dan tumor ganas (kanker).
Tumor otak jinak adalah tumor otak yang bersifat nonkanker. Sedangkan, tumor otak ganas adalah tumor ganas adalah yang bersifat kanker.
Umumnya, jika tumor jinak sudah diangkat, maka pengobatannya sudah selesai dan kecil kemungkinan untuk tumor tersebut muncul kembali. Berbeda dengan kanker yang memiliki kemungkinan datang kembali setelah tumor ganas itu diangkat atau usai pengobatan kombinasi.
"Secara teori, sampai saat ini belum diketahui secara pasti tentang penyebab kanker dan tumor,” kata Rita dalam keterangan resminya, dikutip Sabtu (9/7/2022).
Meskipun belum diketahui secara pasti penyebab tumor atau kanker otak ini, dia mengatakan, beberapa teori yang diyakini adalah ada perubahan materi genetik, adanya infeksi virus, adanya paparan dengan bahan-bahan yang bersifat karsinogenik dan menyebabkan perubahan pada materi genetik atau mutasi DNA.
Melansir Healthline, entah itu yang ganas atau pun yang jinak, ketika tumor otak ini sudah tumbuh maka ia bisa menyebabkan tekanan di dalam tengkorak jadi meningkat. Peningkatan tekanan di dalam tengkorak ini yang bisa menyebabkan kerusakan otak, dan dapat mengancam keselamatan jiwa.
Secara kategori, tumor otak diketahui terbagi dalam jenis primer yakni berasal dari otak kita sendiri, dan biasanya banyak tumor otak primer bersifat jinak. Sementara tumor otak sekunder (tumor otak metastatik) terjadi ketika sel-sel kanker menyebar merembet ke otak dari organ lain, misalnya datang dari paru-paru atau payudara.
Gejala tumor otak itu tergantung pada lokasi dan ukuran tumor. Beberapa tumor ada yang menyebabkan kerusakan langsung dengan menyerang jaringan otak, tapi ada juga beberapa tumor menyebabkan tekanan pada otak di sekitarnya.
Biasanya gejala begitu nyata terasa, ketika tumor yang tumbuh memberi tekanan pada jaringan otak. Secara general, gejala yang paling umum dari tumor otak adalah sakit kepala.
Biasanya, sakit kepala yang menyerang adalah sakit kepala yang lebih parah di pagi hari saat baru bangun tidur, sakit kepala saat sedang tidur, dan sakit kepala yang diperburuk oleh batuk, bersin, atau ketika berolahraga.
Gejala umum di samping sakit kepala, bisa juga berupa hilang ingatan, kebingungan, sulit menulis atau membaca, perubahan indera perasa (kemampuan mendengar, mengecap, atau mencium), suka mengantuk, kehilangan kesadaran, susah menelan, vertigo, masalah mata (kelopak mata terkulai dan pupil yang tidak sama), gerakan tak terkendali, tangan gemetar, kehilangan keseimbangan, mati rasa atau kesemutan di satu sisi tubuh, hilangnya kontrol kandung kemih atau usus, moody’an, perubahan perilaku, sulit berjalan, hingga adanya kelemahan otot di wajah, lengan, atau kaki.
Selain itu, orang dengan tumor otak bisa juga mengalami muntah, daya penglihatan mengabur, merasa bingung, kejang (terutama orang dewasa), anggota badan terasa lemah atau bisa juga hanya bagian wajah, dan perubahan fungsi mental.
Asupan nutrisi
Adanya tumor di otak atau efek kemoterapi yang dilakukan akan berdampak pada asupan nutrisi. Pasien kanker otak, kemungkinan mengalami defisit asupan nutrisi.
Dijelaskan Rita, pejuang kanker yang kesulitan makan berisiko mengalami malnutrisi dan berat badan menurun drastis. Kualitas hidup pun menjadi buruk, karena dapat muncul penyakit lain, seperti infeksi sarkpenia atau massa otot mengecil dan badan menjadi lemas.
“Pejuang kanker harus mendapatkan energi yang banyak, tetapi makannya susah. Ini akan menjadi beban tersendiri bagi mereka,” imbuh Medical General Manager Kalbe dr Dedyanto Henky Saputra, M. Gizi, AIFO-K.
Dalam kondisi ini, ia menyarakan agar pasien dan keluarganya dapat mengupayakan makan sedikit tetapi dengan bobot kalori yang besar dan tinggi protein. Selain itu, sambungnya, juga memenuhi keragaman nutrisi dan bersumber dari jenis makanan yang segar, bukan makanan olahan atau kalengan, tidak tinggi lemak trans dan lemak jenuh.
Ia juga menganjurkan, apabila nutrisi pasien belum tercukupi, boleh mengonsumsi suplemen makanan yang mengandung berbagai cakupan nutrisi yang disebutkan di atas. (tim redaksi)
#tumor
#kanker
#tumorotak
#gejalaawal
#nutrisitepat
#tumorjinak
#tumorganas
#konsumsisuplemen
#asupannutrisi
Tidak ada komentar