Breaking News

Sindiran Moeldoko, Banyak Orang Kaya dan Menengah Menikmati Subsidi Tanpa Malu-Malu

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. Foto: Istimewa/ Antara

WELFARE.id-Situasi Indonesia saat ini tak dalam posisi menguntungkan, karena imbas kenaikan harga energi saat ini. Nilai jual minyak dunia tinggi, tapi pemerintah menanggung beban subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai bentuk dukungan ekonomi ke masyarakat.

Hal itu diungkapkan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. "Mau (harga BBM) dinaikkan masyarakat lagi sulit," ujar Moeldoko dalam acara "Seminar Kebangsaan: Strategi Pemerintahan Jokowi Menjaga Keamanan Nasional" yang ditayangkan YouTube UKSW Salatiga, dikutip Rabu (20/7/2022).

Tapi, lanjutnya, jika tidak dinaikkan negara kesulitan. "Karena untuk subsidinya (ke harga BBM) itu luar biasa," imbuhnya.

Moeldoko menyampaikan, kenaikan harga minyak mentah di dunia berpengaruh kepada APBN Indonesia. Sebab, berdasarkan perhitungan dalam APBN, dampak kenaikan harga minyak dunia diproyeksikan tidak sampai USD70 per barrel.

Sementara itu, yang terjadi saat ini harga jual minyak mentah per barrel sudah lebih dari USD100. Dengan demikian, sambungnya, dana dari APBN yang digunakan untuk menyubsidi BBM agar harga jualnya tetap murah sangat besar.

Dirinya juga membandingkan, dengan negara-negara lain di dunia, harga BBM di Indonesia saat ini yang paling murah. Ia memberi contoh, harga sejumlah bahan bakar seperti tabung elpiji 3 kilogram sudah hampir 12 tahun tidak dinaikkan.

"Bayangkan, pemerintah harus menyubsidi (besarnya luar biasa) dan subsidi itu lari kepada orang-orang yang tidak tepat. Karena subsidinya subsidi (terhadap) barang," ujar Moeldoko. Oleh karena itu, kata dia, saat ini pemerintah sedang memikirkan untuk mengubah skema pemberian subsidi, yakni tidak lagi memberi subsidi ke barang tetapi subsidi dialihkan untuk orang.

"Agar betul-betul address-nya jelas, mereka yang berhak, itu yang seharusnya mendapatkan (subsidi), tetapi justru sekarang, karena subsidinya dalam bentuk barang, orang menengah ikut menikmati subsidi itu dengan tidak malu-malu," kritiknya.

"Ini persoalan. Kalau kita lihat, orang kaya yang menikmati. Orang menengah menikmati," imbuhnya lagi.

Sementara itu, sebelumnya, Presiden Joko Widodo memberikan gambaran jika APBN tidak mampu lagi menanggung subsidi tersebut. 

Menurut dia, kenaikan harga BBM kemungkinan dapat terjadi sebagaimana kondisi di sejumlah negara. "(Harga bensin) kita masih Rp7.650, karena apa ? disubsidi oleh APBN. 

Jangan tepuk tangan dulu, ini kita masih kuat dan kita berdoa supaya APBN tetap masih kuat memberi subsidi," ujar Jokowi di tengah-tengah sambutannya dalam rangka Hari Keluarga Nasional 2022 yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, pada 7 Juli lalu.

"Kalau (APBN) sudah tidak kuat mau gimana lagi? Ya kan? Kalau BBM naik, ada yang setuju?," tanya kepala negara. (tim redaksi)

#hargabbm
#apbn
#skemasubsidi
#kspmoeldoko
#presiden
#jokowidodo
#hargaminyakdunianaik

Tidak ada komentar