Breaking News

Penembakan Brutal Pengunjung Bar di Afrika Selatan, 19 Orang Tewas

Penembakan. Foto: Ilustrasi/ Net

WELFARE.id-Penembakan brutal tak hanya terjadi di Amerika Serikat (AS) saja. Peristiwa penembakan massal baru saja terjadi di dalam bar di Afrika Selatan.

Tak hanya satu bar, melainkan dua. Kejadian penembakan brutal tersebut terjadi dalam dua hari berturut-turut, Sabtu (9/7/2022) dan Minggu (10/7/2022).

Melansir AFP, Selasa (12/7/2022), sebanyak 19 orang tewas akibat penembakan brutal itu. Serangan itu terjadi di Kota Soweto Afrika Selatan, dekat Johannesburg.

Letnan polisi Elias Mawela mengatakan, menerima laporan penembakan Sabtu (9/7/2022) pada pukul 12.30 waktu setempat. Saat polisi tiba di lokasi kejadian, laporan yang diterima sebanyak 12 pengunjung bar tewas.

Namun polisi memperbarui data korban tewas akibat penembakan di Soweto menjadi 14 orang. Usai kejadian itu, polisi kembali menerima laporan penyerangan serupa. 

Penembakan terjadi di sebuah bar di Pietermaritzburg. Penembakan pada Minggu (10/7/2022) terjadi pukul 08.30 waktu setempat itu menyebabkan empat orang tewas.

"Delapan orang lainnya terluka," kata juru bicara polisi setempat Nqobile Gwala. Dari data itu, total ada 18 orang korban tewas akibat dua insiden di lokasi berbeda itu. 

Kini, polisi Afrika Selatan tengah memburu lima pelaku penembakan di sebuah bar di Soweto yang melepaskan 137 tembakan dan menewaskan 15 orang akhir pekan lalu. Termasuk pelaku penembakan di Pietermaritzburg.

Afrika Selatan merupakan salah satu negara dengan angka pembunuhan tertinggi di dunia. Pembunuhan-pembunuhan ini mendorong amarah masyarakat pada polisi yang gagal mengatasi tingginya kekerasan. 

"Ini merupakan brutalitas, orang-orang ini benar-benar datang untuk membunuh dan merusak. Kami tidak tahu motif mereka tapi saya jamin kami akan menemukan mereka," kata Menteri Polisi Bheki Cele pada massal yang berkumpul di pemukiman Orlando East, Soweto.

Tim forensik menemukan 137 selongsong peluru AK-47 di lokasi penembakan di Soweto. Cele mengatakan banyaknya peluru yang ditemukan mengindikasi pelaku sempat mengisi ulang amunisi mereka selama pembantaian.

Setiap tahun, sekitar 20 ribu warga Afrika Selatan tewas dibunuh. Populasi negara itu sekitar 60 juta jiwa. 

Organisasi Gun Free South Africa mengatakan, saat ini terdapat tiga juta senjata api yang tercatat di negara itu. Tapi diperkirakan jumlahnya lebih banyak yang tersebar di pasar gelap.

Kota-kota seperti Soweto didirikan minoritas kulit putih yang berkuasa sampai 1994. Tapi warisan kemiskinan, pengangguran, dan frustasi masih bertahan. (tim redaksi)

#penembakanmassal
#bardiafrikaselatan
#penembakanbrutal
#afrikaselatan
#kejadiandiduabar
#soweto
#kriminalitas

Tidak ada komentar