Breaking News

Nakes dan Dokter Segera Lakukan Ini, Jika Temukan Pasien Suspect Cacar Monyet

Cacar monyet. Foto: Ilustrasi/ Net

WELFARE.id-Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta semua dokter untuk mewaspadai gejala cacar monyet atau Monkeypox pada pasien. Meskipun di Indonesia belum ada kasus Monkeypox, tapi negara tetangga Singapura sudah mengonfirmasi masuknya penyakit cacar dari Benua Afrika itu.

Apalagi, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan status darurat untuk kasus Monkeypox. "Penyakit cacar monyet bersifat zoonosis yang penularan utamanya melalui kontak manusia dengan darah, cairan tubuh, atau lesi pada mukosa maupun kulit hewan yang terinfeksi," ujar Adityo Susilo dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) yang dilansir dari keterangan tertulis IDI, dikutip Jumat (29/7/2022).  

Cacar monyet adalah suatu penyakit infeksi virus, bersifat zoonosis yang jarang terjadi. Beberapa kasus infeksi pada manusia pernah dilaporkan terjadi sporadis di Afrika Tengah dan Afrika Barat, umumnya pada lokasi yang berdekatan dengan daerah hutan hujan tropis.

"Cacar monyet ini tergolong ke dalam genus orthopoxvirus, seperti virus variola yang menyebabkan penyakit cacar (Smallpox) dan telah dinyatakan tereradikasi di seluruh dunia oleh WHO pada 1980," paparnya. Berdasarkan data WHO, penyakit cacar monyet pada awalnya teridentifikasi pada 1970 di Zaire dan sejak itu dilaporkan secara sporadis di sepuluh negara di Afrika Tengah dan Barat. 

"Adapun penularan antarmanusia, diduga dapat terjadi sebagai akibat dari kontak erat dengan pasien yang terinfeksi secara langsung. Bisa melalui paparan terhadap sekresi saluran napas yang terinfeksi, kontak dengan lesi kulit pasien secara langsung, maupun berkontak dengan objek yang telah tercemar oleh cairan tubuh pasien," terangnya panjang lebar.

Selain itu, lanjutnya, transmisi secara vertikal dari ibu ke janin melalui plasental (infeksi cacar monyet kongenital) juga dimungkinkan terjadi. Periode inkubasi cacar monyet berkisar antara 5-21 hari dengan rata-rata 6-16 hari. 

Setelah melewati fase inkubasi, pasien akan mengalami gejala klinis berupa demam tinggi dengan nyeri kepala hebat, limfadenopati, nyeri punggung, nyeri otot, dan rasa lemah yang prominen. Dalam 1-3 hari setelah demam muncul, pasien akan mendapati bercak-bercak pada kulit, dimulai dari wajah dan menyebar ke seluruh tubuh.

Bercak tersebut terutama akan ditemukan pada wajah, telapak tangan, dan telapak kaki. Seiring waktu, bercak akan berubah menjadi lesi kulit makulopapuler, vesikel, dan pustule yang dalam sepuluh hari akan berubah menjadi koreng.

Adityo yang juga Pengurus Pusat Perhimpunan Kedokteran Tropis dan Penyakit Infeksi Indonesia mengatakan, hingga saat ini masih belum ada pengobatan yang spesifik untuk infeksi cacar monyet. Meski demikian, vaksinasi terhadap penyakit cacar yang disebabkan infeksi virus Variola pada 1980 dapat memberikan efektivitas proteksi sebesar 85 persen untuk mencegah infeksi cacar monyet.

Adityo kembali mengingatkan bahwa dengan ditemukannya kasus cacar monyet di Singapura, maka masyarakat juga perlu mewaspadai terhadap kemungkinan masuknya virus tersebut di Indonesia. Hal tersebut menjadi penting terutama pada populasi berisiko fatalitas cacar monyet.

"Seperti, pada kelompok anak-anak, ibu hamil, lansia, dan orang dengan imunitas rendah (imunosupresi)," imbuhnya. Ketua Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI Agus Dwi Susanto menambahkan, pemahaman yang baik terhadap infeksi cacar monyet dan kewaspadaan dini terhadap kejadian luar biasa menjadi modal utama dalam aspek pencegahan.

Ia menyarankan, supaya menghindari kontak dengan pasien yang diduga terinfeksi merupakan kunci pencegahan paling efektif, diiringi dengan upaya surveilans dan deteksi dini kasus aktif melalui karantina untuk mencegah penyebaran yang lebih luas. Agus juga meminta tenaga Kesehatan, baik dokter maupun perawat yang menemukan gejala cacar monyet pada pasien agar segera melakukan tindak lanjut dengan tes Polymerase Chain Reaction (PCR).

Metode pemeriksaan virus cacar monyet dengan mendeteksi DNA virus tersebut. Lalu segera laporkan ke dinas kesehatan setempat agar bisa segera dilakukan surveilans dan tindakan lebih lanjut lainnya.

Sebatas informasi, pada 2017, Nigeria mengalami kejadian luar biasa yang pernah dilaporkan, dengan perkiraan jumlah kasus yang terkonfirmasi sekitar 40 kasus. Sejak Mei 2022, Monkeypox menjadi penyakit yang menjadi perhatian kesehatan masyarakat global, karena dilaporkan dari negara nonendemis.

Sejak 13 Mei 2022, WHO telah menerima laporan kasus-kasus Monkeypox yang berasal dari negara nonendemis, dan saat ini telah meluas secara global dengan total 75 negara. Hingga 25 Juli 2022 terdapat 18.905 kasus konfirmasi Monkeypox di seluruh dunia, dengan 17.852 kasus terjadi di negara tanpa riwayat kasus konfirmasi sebelumnya.

Amerika Serikat melaporkan kasus monkeypox sebesar 3.846 kasus. Di ASEAN, Singapura telah melaporkan sembilan kasus konfirmasi dan Thailand melaporkan satu kasus konfirmasi.

Di Afrika, kasus infeksi cacar monyet pada manusia yang pernah dilaporkan, berhubungan dengan riwayat kontak dengan hewan yang terinfeksi seperti monyet, tupai, tikus, dan rodents lainnya. Memakan daging hewan terinfeksi yang tidak dimasak dengan matang juga dikatakan dapat menjadi metode penularan yang lainnya. (tim redaksi)

#cacarmonyet
#monkeypox
#dokter
#tenagakesehatan
#metodepenularan
#terinfeksi
#hindarikontakdenganhewan
#bisamenularlewatcairan
#masainkubasi
#pencegahan

Tidak ada komentar