Breaking News

Minyakita Mulai Diedarkan, Swasta yang Ikutan Dijanjikan Insentif Kuota Ekspor

Minyak goreng curah kemasan sederhana. Foto: Istimewa/ Net

WELFARE.id-Kementerian Perdagangan resmi meluncurkan minyak goreng (migor) curah kemasan sederhana dengan merek Minyakita seharga Rp14 ribu per liter. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, Minyakita tidak hanya tersedia di pasar tradisional, tapi juga di toko ritel modern.

Produk Minyakita tersedia dalam kemasan plastik dan dalam bentuk botol plastik. Meski begitu, harga yang diterima konsumen akan tetap sama, yaitu sebesar Rp14 ribu per liter. 

"Tentu, minyak goreng dengan kemasan sederhana ini akan lebih mudah sampai ke Papua, Maluku, Sulawesi, dan bisa masuk ke supermarket-supermarket," kata Zulkifli di kantor Kementerian Perdagangan, dikutip Kamis (7/7/2022). 

Pria yang akrab disapa Zulhas itu menambahkan, Minyakita terdaftar sebagai brand milik pemerintah, tetapi terbuka untuk digunakan para pelaku usaha minyak goreng. 

Sejauh ini, ada 28 perusahaan yang akan memproduksi Minyakita dan disebarkan ke berbagai wilayah. Ia menyebut, kepentingan pemerintah dan pengusaha dalam mengurus minyak goreng sudah sama, tetapi selama ini kerap tak sejalan karena banyaknya masalah distribusi. 

Ia optimistis dengan program pengemasan minyak curah menjadi kemasan, distribusi ke berbagai wilayah akan lebih mudah sehingga harga dapat dijaga. Pengusaha yang akan memproduksi Minyakita juga bakal mendapatkan insentif kuota ekspor yang lebih besar. 

Kebijakan ini diharapkan meningkatkan minat para produsen untuk memproduksi Minyakita. Direktur Bahan Pokok dan Penting Kemendag Isy Karim menjelaskan, saat ini eksportir minyak sawit yang menjalankan kebijakan domestic market obligation (DMO) akan diberikan kuota ekspor tujuh kali lebih besar dari volume DMO. 

Insentif itu diberikan jika pengusaha hanya memproduksi minyak goreng curah. Namun, jika produksi dibuat dalam bentuk kemasan, kuota ekspor yang diberikan akan lebih besar tergantung dari kemasan yang dipilih.

Terdapat sejumlah pilihan kemasan, bisa berupa plastik sederhana, botol, hingga jeriken. "Kalau pengusaha ingin hak ekspor lebih besar, seharusnya dia bisa menjual minyak goreng curah kemasan karena harga di luar negeri kan menarik (tinggi)," tantangnya.

Isy mengatakan, penghitungan insentif dilakukan transparan karena dihitung secara otomatis lewat sistem digital yang terintegrasi dengan Indonesia National Single Window (INSW). Pemerintah pun tidak menargetkan besaran produksi Minyakita. 

Kemendag, kata Isy, tidak akan mengintervensi terlalu dalam terhadap proses bisnis dalam rantai industri minyak goreng. "Intinya pasokan minyak goreng DMO sebulan 300 ribu ton. Kita tidak bagi berapa yang akan jadi curah berapa yang jadi kemasan. Biarkan itu berjalan alami dengan insentifnya," bebernya.

Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga menilai, program Minyakita berpotensi jalan di tempat dan gagal. "Harus ada pengembangan, kalau begini-begini saja sejak 2014, tidak jalan-jalan. Sudah delapan menteri mau begini, jadi kalau hanya launching, pasti gagal," yakinnya.

Minyakita merupakan merek dagang milik Kementerian Perdagangan. Namun, produksi diserahkan kepada seluruh produsen minyak goreng yang berminat. 

Biaya pengemasan ditanggung masing-masing produsen. Sebagai gantinya, produsen akan mendapatkan insentif kuota ekspor yang lebih besar.

Sahat menilai, agar Minyakita terus berjalan, pemerintah dan swasta harus bergotong royong. "Jangan cuma perintah-perintah. Kontribusinya apa? Pemerintah hanya punya kemampuan regulasi, tapi secara fisik dia tidak ada," ujar Sahat.

Ia mengatakan, pemerintah harus membuat regulasi agar bisa menguasai pasokan minyak goreng yang dapat digunakan dalam mengintervensi harga di dalam negeri. Setelah memiliki cadangan pasokan yang dikuasai, harga harus lebih murah dari harga pasar. 

Sahat menyatakan, jika nantinya Minyakita bisa dijual lebih murah dari harga minyak goreng curah, dipastikan masyarakat akan tertarik dan produk bisa diterima pasar. Selain itu, masyarakat akan teredukasi soal pentingnya menggunakan minyak goreng kemasan karena lebih aman bagi kesehatan. 

"Bagaimana caranya agar lebih murah? PPN-nya dinolkan. Itu langsung jomplang harganya dan orang pasti serbu. Tapi, tidak jangka panjang. Dua tahun saja untuk edukasi," solusinya.

Dengan cara itu, ia meyakini keberlangsungan Minyakita akan terjamin. Pemerintah memiliki pasokan yang dikuasai, harga yang lebih rendah, serta dijual dalam bentuk kemasan.  "Tapi, kalau (caranya) hanya dikasihkan kepada swasta, ya (Minyakita) paling dua bulan lagi (hilang)," ulasnya. (tim redaksi)

#minyakita
#minyakgorengcurahkemasan
#menteriperdagangan
#zulkiflihasan
#produsenminyakgoreng
#dapatjataheksporlebihbanyak
#hargaminyakgoreng

Tidak ada komentar