IHSG Ditutup Menguat Tipis, Rupiah Kembali Keok
WELFARE.id-Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis 0,09 persen ke 6.652,59 pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis (7/7/2022).
Menurut data RTI, IHSG diperdagangkan di kisaran terendah 6.632,39 hingga tertinggi 6.682,67. Sebanyak 17,91 miliar lembar saham senilai Rp9,49 triliun ditransaksikan hari ini. Sebanyak 302 saham menguat, 188 melemah, dan 189 stagnan. Kapitalisasi bursa sebesar Rp8.781,96 triliun.
Saham-saham unggulan yang tergabung dalam Investor33 turun 0,78 persen ke kisaran 438,35, indeks LQ45 turun 0,06 persen ke kisaran 947,15, JII naik 0,49 persen ke 561,5.
Mayoritas sektor IDX menguat. Sektor teknologi naik 1,92 persen, transportasi naik 1,79 persen, properti naik 1,11 persen, keuangan dan industri sama-sama naik 0,7 persen. Sedangkan sektor yang melemah antara lain energi minus 0,15 persen, industri turun 0,19 persen, dan kesehatan turun 0,1 persen.
Adapun saham-saham yang menjadi top gainers sore ini antara lain: PT Dafam property Indonesia Tbk (DFAM) naik 34,44 persen ke Rp242, PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA) naik 26,32 persen ke Rp144, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) naik 11,89 persen ke Rp800.
Saham-saham yang paling banyak diperdagangkan hari ini antara lain: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan nilai transaksi sebesar Rp Rp700,4 miliar,dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp616,5 miliar, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp450,2 miliar.
Sayangnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali ditutup melemah pada hari ini, dan menembus Rp15 ribu pada akhir perdagangan. Pergerakan rupiah sejalan dengan mata uang lain di kawasan Asia yang melemah terhadap greenback.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,02 persen atau turun 2,5 poin sehingga parkir di posisi Rp15.001,5 per dolar AS. Sementara indeks dolar AS pada pukul 15.02 WIB terpantau melemah 0,103 poin atau 0,10 persen ke level 106,79.
Sejumlah mata uang lain di kawasan Asia terpantau turut melemah seperti yen Jepang sebesar 0,17 persen, yuan China 0,03 persen, dan baht Thailand 0,07 persen. Adapun mata uang Asia yang menguat pada sore ini adalah won Korea Selatan 0,54 persen dan dolar Singapura 0,28 persen.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet mengatakan pelemahan rupiah tidak lepas dari kondisi dalam negeri dan kondisi perekonomian global. Dari dalam negeri, kenaikan inflasi berada pada level yang relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun lalu.
“Hal ini mendorong perspektif investor yang meningkat risikonya sehingga mereka kemudian mengambil keputusan untuk sementara waktu mengalihkan aset mereka ke instrumen ataupun negara safe haven seperti misalnya Amerika Serikat,” tukasnya.
Sementara itu, kenaikan suku bunga acuan telah berdampak terhadap kenaikan imbal hasil surat utang dari obligasi pemerintah. Kondisi tersebut mendorong banyak investor untuk sementara waktu memarkirkan dananya ke Amerika Serikat sehingga mempengaruhi capital auto di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
"Kedua faktor inilah yang kemudian menjadi alasan kuat kenapa dalam beberapa hari ini atau mungkin minggu terakhir nilai tukar rupiah mengalami depresiasi sampai dengan level Rp15 ribu, tambahnya.
Untuk ke depannya, Rendy mengatakan pergerakan nilai tukar masih akan dipengaruhi oleh beberapa hal. Termasuk rilis data yang berkaitan dengan tenaga kerja yang akan dirilis di Amerika Serikat pada Jumat pekan ini. Perkembangan inflasi di dalam negeri juga turut memainkan peran.
“Jika inflasi berada pada level yang tinggi dan kemudian berada jauh di luar target pemerintah maka ini juga saya pikir akan menaikkan risiko investasi sehingga akan mendorong terjadinya capital offroad dari pasar keuangan kita," katanya.
Rendy memperkirakan Bank Indonesia akan melakukan intervensi agar rupiah tidak terdepresiasi lebih dalam lagi keluar dari level psikologis di atas Rp15 ribu per dolar AS. (tim redaksi)
#ihsg
#saham
#hargasaham
#bursa
#bursasaham
#rupiah
#rupiahhariini
#dolar
Tidak ada komentar