Breaking News

Hasil Studi Terbaru: 42% Responden Wanita Menstruasi Lebih Banyak Usai Terima Vaksin Covid

Menstruasi. Foto: Ilustrasi/ Freepik

WELFARE.id-Sebuah studi terbaru mengungkap adanya kaitan antara vaksinasi COVID-19 dengan situasi abnormal menstruasi pada wanita. Studi tersebut melakukan survei terhadap hampir 40.000 orang berusia 18 hingga 80 tahun.

Dari survei tersebut diketahui, adanya situasi menstruasi yang tidak normal pada hampir setengah wanita yang telah divaksin Covid. Studi tersebut diterbitkan dalam Jurnal Science Advances, dikutip Selasa (19/7/2022).

Dalam surveinya, para peneliti dari University of Illinois dan Washington University School of Medicine meminta responden mengisi kuisioner online tentang siklus mentruasi mereka. Setelah diisi responden, nantinya para peneliti dari kedua universitas itu keudian menganalisis dan menyusun hasil survei tersebut. 

Mereka meluncurkan penelitian setelah banyaknya laporan anekdotal dari awal 2021 dan seterusnya. Menggambarkan adanya situasi pendarahan menstruasi yang tidak biasa pada wanita yang telah menerima vaksin COVID-19.

Menurut temuan penelitian, tercatat 42 persen responden yang sebelumnya memiliki siklus teratur melaporkan pendarahan yang lebih berat setelah menerima suntikan. Pada saat yang sama, 44 persen tidak melihat perubahan, sementara 14 persen lainnya melaporkan periode yang lebih ringan.

Selain itu, responden lain yang tidak mengalami menstruasi, termasuk pria transgender dan wanita pascamenopause. Serta mereka yang menggunakan kontrasepsi jangka panjang, juga mengalami pendarahan yang tidak biasa.

Responden telah menerima vaksin Pfizer-BioNTech, Moderna, Johnson & Johnson atau vaksin lain yang telah disetujui di luar Amerika Serikat. Para peserta juga mengatakan, tidak ada dari mereka yang tertular COVID-19 sebelum diinokulasi atau perpindahan mikroorganisme baik ke bakteri.

Studi tersebut, dikabarkan yang terbesar dari jenisnya hingga saat ini dan tampaknya menguatkan temuan survei sebelumnya yang lebih kecil. Namun, para peneliti menunjukkan bahwa perubahan yang diamati pada siklus wanita hanya bersifat sementara.

Survei tersebut sama sekali tidak boleh digunakan untuk mempertanyakan kemanjuran dan keamanan vaksin Covid secara keseluruhan. "Saya pikir hal ini penting, agar orang tahu ini bisa terjadi. Jadi mereka tidak takut, tidak terkejut, dan tidak tertangkap 'bocor' di area celana tanpa persediaan pembalut, jika sudah divaksin dan jarak mens tidak sesuai dengan tanggal," ucap Katharine Lee, salah satu penulis studi tersebut.

Kemudian, dia juga memperingatkan, bahwa menunda proses vaksinasi bahkan selama beberapa minggu bukan merupakan ide yang baik untuk wanita. Para penulis dan peneliti mengatakan, mereka berharap lebih banyak transparansi seputar efek samping vaksin COVID-19, sehingga dapat membantu mengurangi keraguan dan ketakutan terhadap masyarakat, karena kurangnya info seputar efek vaksin bagi setiap orang. (tim redaksi)

#hasilstudikesehatanbaru
#efekvaksinasicovid19
#menstruasilebihbanyak
#pendarahanlebihbanyak
#transparansiefekvaksincovid19
#survei
#respondenwanita

Tidak ada komentar