Breaking News

Dua Hari Beruntun Menguat, Bagaimana Pergerakan Rupiah Hari Ini?

Ilustrasi (net) 

WELFARE.id-Rupiah mencatat penguatan 2 hari beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) Senin (11/7/2022) kemarin. Penguatan beruntun tersebut menjadi yang pertama sejak akhir Mei lalu. 

Melansir data Refinitiv, rupiah sebenarnya sempat menguat 0,21 persen, tetapi di akhir perdagangan berada di Rp14.970/USD, menguat 0,03 persen di pasar spot. Pada perdagangan Selasa (12/7/2022) risiko rupiah berbalik melemah cukup besar melihat indeks dolar AS yang melesat. Indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini melesat nyaris 1 persen ke level 108 untuk pertama kalinya sejak 28 Oktober 2022.  

Beberapa wilayah Tiongkok yang kemungkinan kembali menerapkan lockdown memberikan sentimen negatif ke pasar finansial yang bisa menekan rupiah. Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR sejak 15 Juni lalu menembus ke atas resisten kuat di kisaran Rp14.730/USD yang merupakan Fibonacci Retracement 61,8 persen. Sejak saat itu, rupiah terus mengalami tekanan. 

Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp13.565/USDdan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp16.620/USD. Sejak saat itu rupiah terus tertekan hingga sempat menembus level psikologis Rp15.000/USD pada Rabu (6/7/2022) lalu dan masih menjadi resisten di pekan ini. 

Jika ditembus, rupiah tentunya akan melemah lebih jauh. Rp Rp15.090/USD - Rp15.100/USD yang merupakan Fibonacci Retracement 50 persen akan menjadi resisten kuat selanjutnya yang bisa menahan pelemahan rupiah. 

Sementara itu selama tertahan di bawah Rp15.000/USD, rupiah berpeluang menguat melihat indikator Stochastic pada grafik harian kini bergerak naik dan mencapai wilayah jenuh beli (overbought). 

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.   

Stochastic yang berada di wilayah jenuh beli memberikan peluang penguatan rupiah. Apalagi pada Rabu lalu rupiah juga membentuk pola Shooting Star yang biasanya menjadi sinyal pembalikan arah. 

Indikator Stochastic yang digunakan untuk memproyeksikan pergerakan harian kini berada di kisaran 50, dan bergerak mendatar yang berarti netral. 

Support berada di kisaran Rp14.950/USD hingga Rp14.930/USD. Jika ditembus rupiah berpeluang menguat ke Rp14.900/USD. Penembusan ke bawah level tersebut akan membuka peluang penguatan lebih jauh di pekan ini. 

Sementar itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada sesi perdagangan Senin (11/7/2022) kemarin, IHSG ditutup melemah 18,07 poin atau 0,27 persen ke level 6.722,14. 

Research Analyst Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper mengatakan, pelemahan IHSG pada awal pekan kemarin disebabkan oleh minimnya sentimen, baik dari dalam maupun luar negeri. "Investor juga terlihat cenderung lebih wait and see menantikan kebijakan suku bunga di akhir bulan ini," jelasnya, dalam risetnya, Selasa (12/7/2022). 

Adapun pada sesi perdagangan hari ini, Dennies memproyeksikan, IHSG masih akan melanjutkan pelemahan. Pelemahan ini diperkirakan bersifat sementara dikarenakan minimnya sentimen serta investor masih menunggu arah kebijakan suku bunga bank sentral. "Secara teknikal MACD masih bergerak di trend distribusi dengan stochastic kembali membentuk deadcross mengindikasikan potensi pelemahan," tukasnya. 

Untuk level support, lanjutnya, IHSG diproyeksi bergerak di rentang 6.662-6.701. Sementara itu, level resistance IHSG berada pada rentang 6.767-6.794. 

Berbeda dengan Dennies, Founder WH Project William Hartanto memprediksi, IHSG berpotensi mengalami rebound terbatas, setelah ditutup melemah pada sesi perdagangan kemarin. Ia mengatakan, capital inflow yang masih cukup besar tercatat secara tahunan ke dalam IHSG pada tahun ini masih menunjukkan minat investor untuk berinvestasi ke dalam pasar modal Indonesia. 

Selain itu, William menyebutkan, rilis data emiten sepanjang semester pertama tahun 2022 yang disinyalir akan berada dalam kondisi membaik juga menjadi salah satu sentimen yang dapat mendongkrak pergerakan IHSG dalam beberapa waktu mendatang. 

Dengan berbagai sentimen tersebut IHSG diproyeksi menguat, dengan pergerakan pada rentang 6.664 - 6.888. "Peluang tekanan masih dapat terus dimanfaatkan investor untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target investasi jangka panjang, hari ini IHSG berpotensi menguat," katanya. (tim redaksi

#rupiah
#rupiahhariini
#rupiahterhadapdolar
#dolar
#ihsg
#saham
#pergerakansaham

Tidak ada komentar