Breaking News

Direksi Bank Banten Dituding Sajikan Data yang Salah saat Lakukan Branding

Pengamat Kebijakan Publik Ojat Sudrajat. Foto: Istimewa

WELFARE.id-Sebagai lembaga keuangan, branding itu penting dilakukan guna menumbuhkan kepercayaan publik. Termasuk branding yang tengah dilakukan oleh Bank Banten. 

Tapi, di tengah sejumlah persoalan yang membelit Bank Banten di bawah manajemen yang baru saat ini, jajaran direksi bank milik Pemprov Banten berupaya membuat sebuah branding keberhasilan. 

"Memang benar, branding itu memang penting dilakukan, apalagi sebagai lembaga keuangan yang membutuhkan kepercayaan publik. Tapi data dipublikasikan ke publik harus sesuai fakta,” terang Pengamat Kebijakan Publik Ojat Sudrajat, Jumat (29/7/2022). 

Pasalnya, kata Ojat juga, data yang dipublikasikan sebuah bank harus benar sehingga apa yang disampaikan kepada masyarakt tidak bohong alias hoax. "Ini penting dilakukan jajaran direksi Bank Banten jika ingin menumbuhkan kepercayaan publik," cetusnya juga. 

Tapi, kata Ojat juga, apa yang dilakukan oleh jajaran Direksi Bank Banten saat ini justru mempublikasikan sebuah kebohongan. Itu terlihat dari data yang mereka publikasikan  tidak sesuai fakta yang sebenarnya, bahkan cenderung klaim sepihak.

”Contohnya, publikasi menyebutkan ada penurunan NPL pada bulan Maret 2021 yang diklaim sebagai keberhasilan dari kinerja manajemen Bank Banten yang baru," papar Ojat juga. 

Padahal, kata Ojat lagi, Dirut Bank Banten yang baru ini merupakan hasil dari RUPSLB tanggal 10 Maret 2021 dan baru efektif menjabat setelah disetujui OJK pada tanggal 26 April 2021.

"Sehingga sebelum 26 April 2021, Dirut Bank Banten hasil RUPSLB itu kami duga belum memiliki kewenangan apapun dalam mengambil kebijakan di Bank Banten," kata Ojat juga. 

Ojat juga mempertanyakan hal yang sama pada branding penurunan NPL pada bulan Desember 2021 yang merupakan hasil dari Rencana Bisnis Bank (RBB) Bank Banten Tahun 2021 yang disusun pada akhir tahun 2020.

"Artinya itu merupakan action plan yang disetujui OJK itu hasil kinerja direksi yang lama, karena direksi yang baru ini kan baru efektif bekerja pada akhir April 2021," paparnya. 

Ojat juga menambahkan penurunan NPL periode April 2021-Desember 2021itu, merupakan hasil RBB manajemen lama yang dieksekusi atau dilaksanakan oleh manajemen Bank Banten yang baru ini.

Kemudian Ojat juga mempertanyakan terkait dengan besaran kredit macet yang diklaim sudah terjadi penurunan dari Rp1,4 triliun menjadi Rp4 miliar sampai akhir tahun 2021.

”Padahal dugaan kredit macet Bank Banten yang sedang ditangani oleh Kejati Banten aja nilainya mencapai puluhan miliar atau diduga mencapai Rp50 miliar. Lalu klaim Rp4 miliar itu data dari mana?," kata Ojat lagi. 

Karena itu, Ojat menuding apa yang dilakukan oleh jajaran Direksi Bank Banten yang baru ini merupakan pembohongan publik. ”Jika angka itu tidak dapat dipertanggungjawabkan, maka saya akan mengadukan kepada pihak terkait tentang pembohongan publik ini," pungkas Ojat lagi. (tim redaksi)


#bankbanten
#branding
#publikasi
#hoax
#kebohonganpublik
#pengamatkebijakanpublik
#ojatsudrajat

Tidak ada komentar