Breaking News

Diprediksi Masih Naik Pekan Ini, Harga Batu Bara Minggu Lalu Tembus USD400/ Ton

Perdagangan batu bara. Foto: Ilustrasi/ Net

WELFARE.id-Negara-negara yang masuk kelompok G20 masih bergantung dengan batu bara sampai saat ini. Mengutip ember-climate.org, Senin (11/7/2022), mayoritas pembangkit listrik di negara G20 masih berbasis batu bara. 

Totalnya mencapai 9.259 terawatt hours hingga akhir 2021 lalu. Kemudian, sumber pembangkit listrik kedua terbesar di negara G20 adalah gas, jumlahnya sebesar 4.370 terawatt hours.

Selanjutnya, pembangkit listrik berbasis hidro 3.267 terawatt hours, nuklir 2.576 terawatt hours, angin 1.767 terawatt hours, dan solar 930 terawatt hours. Beberapa pembangkit listrik di negara G20 juga menggunakan bioenergi sebesar 615 terawatt hours dan tenaga lainnya 434 terawatt hours.

Anggota negara G20 terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa. Karena masih besarnya kebutuhan batu bara dunia, menyebabkan harga batu bara masih melambung terus.

Bahkan, di akhir perdagangan pekan lalu, harga batu bara naik drastis sebesar 10,8%, tembus USD400 per ton. Pada perdagangan Jumat (8/7/2022) akhir pekan lalu, harga kontrak batu bara acuan global ICE Newcastle ditutup di USD415,5/ton atau naik 0,7% dari hari sebelumnya.

Lonjakan harga batu bara pada perdagangan pekan lalu, bisa menjadi acuan pekan ini. Diperkirakan, harga batu bara masih cuan besar.

Pasalnya harga gas alam Eropa masih tinggi. Gas menjadi energi favorit kedua negara Barat. 

Faktor lain naiknya harga batu bara adalah adalah gangguan cuaca di Australia yang merupakan eksportir terbesar untuk batu bara metalurgi dan terbesar kedua untuk batu bara termal. Harga gas alam EU Dutch TTF (EUR) yang menjadi patokan Eropa menyentuh EUR183 per megawatt-jam kemarin, rekor tertinggi sejak Maret 2022. 

Harga tersebut melonjak 131% dalam sebulan dan 450% dalam setahun. Lonjakan harga gas disebabkan kekhawatiran jika perbaikan pada saluran gas Nord Stream tidak bisa selesai sesuai jadwal yakni 11-21 Juli 2022.

Seperti diketahui, Rusia akan menutup sementara pipa Nord Stream 1 untuk pemeliharaan tahunan. Kegiatan pemeliharaan musim panas, yang berada di bawah Laut Baltik dari Rusia ke Jerman, dijadwalkan berlangsung dari 11 Juli hingga 21 Juli.

Namun, banyak pihak khawatir Kremlin menggunakan kegiatan pemeliharaan terencana untuk mematikan keran infrastruktur impor gas terbesar Uni Eropa (UE) selamanya. Jika perawatan tersebut tidak selesai tepat waktu, harga gas diperkirakan bisa menembus EUR 250. 

Lonjakan harga akan merembet ke harga batu bara, mengingat batu bara masih menjadi sumber energi alternatif terbesar yang dipakai sebagian negara G20. (tim redaksi)

#hargabatubaranaikterus
#energi
#batubara
#perdaganganbatubara
#hargabatubaramelonjak
#negarag20

Tidak ada komentar