Breaking News

Banjir Terjang 13 Kecamatan di Garut, 15 Rumah Hilang, 1 Orang Tewas

Banjir bandang landa Garut, Jawa Barat (twitter) 

WELFARE.id-Hujan yang terus menerus sejak Jumat (15/7/2022) mengakibatkan banjir dan longsor di 13 kecamatan di Kabupaten Garut, Jawa Barat,  Bahkan, Bupati Garut Rudy Gunawan memperkirakan sekitar 2.000 rumah warga terdampak. 

"Rumah yang terdampak saya perkirakan tidak lebih dari 2.000 rumah, tapi yang rusak sampai hilang sekitar 15," jelas Rudy usai membuka rapat penanggulangan bencana di kantor BPBD Garut, dikutip Minggu (17/7/2022). 

Selain 15 rumah yang hilang, menurut Rudy, ada sekitar 150 rumah warga di Kampung Ciwalen, Kelurahan Kota Wetan, yang terendam lumpur berat sehingga perlu pembersihan lebih lanjut."Jadi daerah yang paling parah di Dayeuh Handap dan Ciwalen," tukasnya. 

Terkait jumlah pengungsi, Rudy memperkirakan yang harus tinggal lebih lama di pengungsian adalah pemilik 15 rumah yang hilang. "Nanti akan dibangun lagi, Pak Wabup yang pimpin," tandasnya. 

Rudy menegaskan, Pemkab Garut mempunyai anggaran cukup untuk penanggulangan bencana, yang diambil dari pos Biaya Tak Terduga (BTT). "BTT kami masih Rp60 miliar, cukup untuk penanganan bencana," tambahnya. 

Dalam rapat yang dihadiri hampir semua dinas di lingkungan Pemkab, Rudy mengingatkan supaya jajarannya bekerja cepat, terutama dalam pengajuan anggaran dari BTT. "Saya minta Senin nanti BTT sudah bisa dicairkan, semua harus kerja cepat. Kita harus yakinkan masyarakat kita kerja cepat menangani ini," tegasnya. 

Sayangnya, ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Dada Armada (60), warga Desa Girijaya, Cikajang, Garut dilaporkan tewas setelah tertimpa longsoran. Saat kejadian pada Jumat (15/7/2022) malam, korban sedang menjaga kebun cabai siap panen bersama menantu dan pegawainya. Menantu dan pegawainya berhasil menyelamatkan diri. 

Karena hujan lebat, korban bersama menantu dan pegawainya berteduh di bawah tebing di kebunnya, tebing tersebut longsor. Menantu dan pegawainya bisa menghindar, tapi korban tertimpa longsor sebatas lehernya. Korban, sempat berhasil dievakuasi dan dibawa ke klinik dekat kampungnya. Namun korban meninggal dunia setelah mendapat pertolongan. 

Peringatan BMKG 

Tiga jam sebelum banjir menerjang 13 kecamatan di Garut, ternyata sudah ada peringatan yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). "Ini juga tiga jam sebelumnya sudah ada peringatan dsri BMKG dan sudah kita sebarkan," jelas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat Dani Ramdan. 

Dani mengakui, status siaga bencana hidrometerologi di Jawa Barat sudah dicabut, sehingga tingkat kewaspadaan menurun. 

Namun, Pusat Kendali Operasi (Pusdalops) di tiap BPBD kabupaten/kota masih berjalan dan terus memberikan peringatan dini atau early warning system. Dani sendiri melihat, hujan deras yang mengguyur beberapa daerah di Jawa Barat pada Jumat (15/07/2022) sore hingga tengah malam, dikarenakan fenomena La Nina yang terjadi karena suhu laut naik. 

Fenomena ini, biasanya tidak terjadi di bulan Juli yang seharusnya sudah masuk musim kemarau. "Karena dampak global warming dan sebagainya, muncul anomali-anomali cuaca, harusnya ini sudah masuk kemarau," katanya. 

Fenomena seperti saat ini, menurut Dani sesuai dengan perkiraan BMKG, masih akan terjadi hingga akhir bulan ini. Namun, hujan tidak sampai terjadi di seluruh wilayah dengan intensitas yang rendah. "Harus mengikuti ramalan cuaca, prakiraan cuaca dari BMKG, kan sekarang banyak yang dibTV, radio dan di web-nya (situs) langsung," jelasnya. (tim redaksi

#banjir
#banjirbandang
#longsor
#banjirgarut
#prayforgarut

Tidak ada komentar