Breaking News

Bali Masih Sepi Wisman, Ini Sejumlah Faktor Penyebabnya

Pariwisata Bali. Foto: Ilustrasi/ Antara

WELFARE.id-Meski persyaratan masuk ke Bali sudah dipermudah oleh pemerintah, geliat pariwisata belum terlalu terasa. Jumlah wisatawan lokal dan mancanegara pun terkesan stagnan.

Pariwisata Bali masih sepi. Hal itu diungkapkan Dewan Pertimbangan DPP AHLI (Association of Hospitality Leaders Indonesia) I Nyoman Astama.

Ia menilai, kondisi tersebut terjadi karena masih terhambatnya turis dari negara yang potensial, utamanya Tiongkok dan Jepang. Warga di sana masih enggan liburan usai dihantam pandemi COVID-19 bertubi-tubi.

"Beberapa sumber tamu sebelum pandemi ada Tiongkok, dari segi volume besar. Mereka belum pada datang ke Bali, sehingga dampak kedatangan penerbangan yang sudah dibuka ke Bali belum berkelanjutan. Wisatawan Jepang dan India juga belum normal," bebernya, dikutip Senin (4/7/2022).

Padahal, ia memprediksi potensi penambahan pengunjung bisa lebih dari 60%. Apalagi, ini sudah musim liburan.

"Tapi hotel masih banyak yang kosong. Maskapai kita juga belum banyak menjangkau tiga negara itu," bebernya.

Namun, dirinya tetap optimistis, karena sejumlah maskapai asal Australia mulai membawa wisatawan asal Negeri Kangguru itu masuk Indonesia, khususnya Bali. Negara ini menjadi salah satu penyumbang terbesar turis ke Bali.

"Australia sudah bisa dibuka dan bisa ke Bali. Juni, Juli, sampai September liburan sekolah juga di Australia. Jadi pasti terbantu tamu mancanegara khususnya Australia," yakinnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Nur Isnin Istiartono juga mengatakan, jumlah pesawat yang beroperasi saat ini berkurang drastis dibandingkan masa pandemi. Setidaknya, selama kurang 2 bulan ini, jumlah pesawat yang beroperasi di Indonesia terus berkurang sampai belasan unit.

Penurunan jumlah pesawat siap beroperasi ini diakui akan menjadi tantangan di tengah tren kenaikan permintaan. Di sisi lain, terjadi lonjakan harga avtur. 

Kondisi ini yang memicu lonjakan harga tiket pesawat yang bahkan lebih dari 2 kali lipat. "Saat ini jumlah pesawat yang serviceable AOC 121 ada sebanyak 336 unit. 

Sementara untuk AOC 135 sebanyak 222 unit itu turun 40% dari sebelum pandemi untuk AOC 121 sebanyak 561 unit dan AOC 135 sebanyak 304 unit," bebernya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR RI, dikutip Senin (4/7/2022). (tim redaksi)

#maskapainasional
#wisatawanmancanegara
#pariwisatabali
#hotel
#keterbatasanpesawat
#wisatawantiongkok
#wisatawanjepang
#wisatawanaustralia

Tidak ada komentar