4 Tips dan Trik Ini Wajib Dipelajari, Buat Kamu yang Mau Terjun ke Bisnis Kuliner
Food photography. Foto: Ilustrasi/ Net
WELFARE.id-Kamu yang mau bisnis kuliner wajib mengetahui pentingnya peranan food photography alias fotografi makanan. Ya, minimal kamu menguasai sedikit teknik food photography agar foto makanan kamu estetik dan menarik selera pembeli untuk menyantap menu yang ditawarkan.
Sedemikian pentingnya fotografi makanan bagi bisnis kuliner, membuat banyak pebisnis menyewa jasa fotografer makanan. Nah, kalau kamu belum punya modal besar untuk menyewa profesional, ada baiknya coba belajar tips dan trik berikut ini.
"Sebenarnya, sudah lama dan banyak yang menekuni profesi ini (food photography, Red). Ditambah pandemi banyak yang beralih buka produk sendiri," kata food photographer Silva Sandiarini dalam bincang virtual bersama Shopee, dikutip Selasa (12/7/2022).
Untuk menghasilkan potret makanan yang menggiurkan dan menggugah selera, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Silva pun membagikan sederet tips yang bisa diterapkan:
1. Menentukan gear yang tepat
Hal pertama yang disarankan Silva dalam memotret makanan adalah menentukan gear atau alat yang tepat. Ia menyampaikan bahwa setiap merek kamera memiliki karakter yang berbeda-beda dan semua tergantung dengan kenyamanan masing-masing fotografer.
"Tapi apapun itu gear-nya, mau handphone, mirrorless, DSLR, semuanya harus bisa dikuasai karena itu senjata kamu," ungkap Silva. Ia menjelaskan bahwa kamera DSLR memiliki keunggulan dalam sisi profesional.
Sedangkan untuk membuat konten di media sosial bisa menggunakan mirrorless karena lebih ringan. "Pilih lensa yang tepat, lensa beda-beda ketika lansdscape perlu yang wide, kamera ponsel biasanya wide, tapi risiko yaitu distorsi. Tripod itu sangat penting supaya kita latihan di awal yang diperlukan untuk belajar komposisi yang enak," bebernya tentang tips yang pertama
2. Pencahayaan
Selanjutnya, dia merekomendasikan lensa yang biasa digunakan untuk memotret, yakni 50mm, 85mm, dan 105mm. "Smartphone karena fitur sudah luar biasa dimudahkan secara distorsi sudah mulai berkurang, depth of field secara manual diafragma dan ISO dimainkan," sarannya.
Poin kedua yang ditekankan Silva adalah pentingnya pencahayaan dalam proses memotret. Pencahayaan menjadi yang utama karena fotografi adalah melukis dengan cahaya.
"Tapi ketika kita foto mau pakai natural light atau artificial light. Kalau tidak punya lighting, tetap cari spot-spot di rumah yang bagus jendela yang masuk cahaya. Jangan sampai foto di ruangan terbuka yang atasnya ke mana-mana sinarnya," imbuhnya.
Untuk pencahayaan secara natural, beberapa waktu tertentu sudah tak dapat lagi diandalkan, seperti saat magrib atau ketika mendung. "Karena mendung tidak bisa diprediksi, kecuali pakai artificial light yang bisa diatur power-nya, makin besar power akan makin memengaruhi dimensi lighting di makanan," tambahnya.
3. Angle yang tepat
Kemudian, penting pula memerhatikan arah cahaya. "Banyak yang tidak tahu ada beberapa pakem yang tidak boleh dari segi arah cahaya," imbaunya.
Dia menyebut, front light itu tidak boleh banget apalagi pakai internal flash itu akan flat. "Harus dari backlight cahaya, salah satu cahaya yang baik itu side light dari kiri atau kanan," ajarnya.
Dia menjelaskan, dalam memotret makanan, ada empat cahaya yang ia rekomendasikan, yakni backlight cahaya, cahaya dari samping, rim light, dan oval light. "Tidak boleh cahaya dari jam 6," tegasnya.
Tips selanjutnya adalah memilih angle yang tepat. Silva menjelaskan ia selalu menganjurkan untuk mempelajari angle untuk memotret makanan, misalnya karakter ingin eye level, seperti memotret burger yang ditonjolkan adalah ketebalan roti dan daging.
4. Plating
"Angle terbaik untuk foto makanan adalah angle 20 atau 45 derajat, seperti mata orang melihat meja makan. Eye level kalau untuk karakter makanan yang bersusun atau punya layer, itu pasti akan lebih cocok menggunakan eye level," jelasnya.
Komponen penting yang wajib diperhatikan adalah soal plating. "Membuat versi makro atau ada storytelling lebih wide," terangnya.
Silva menyarankan untuk makanan yang berisiko gampang kental dan berkuah, secara plating harus mendapatkan pencahayaan yang pas. Begitu pula diperhatikan terkait komposisi dan storytelling.
"Triknya kalau foto subjek berisiko cepat lumer seperti es krim, makanan berkuah cari komposisi dulu, lighting kalau sudah oke baru disajikan. Makanan berkuah biasanya aku ganjal mangkoknya dulu dengan sesuatu supaya isinya tetap kelihatan kalau nggak mereka tenggelam," tutupnya. (tim redaksi)
#tipsdantrikforografimakanan
#foodphotography
#fotografimakanan
#fotografermakanan
#foodphotographer
#bisniskuliner
Tidak ada komentar