Breaking News

Libatkan 17 Kendaraan, Kecelakaan di Tol Cipularang Diduga Akibat Rem Bus Blong

Tabrakan beruntun di tol Cipularang KM92. Foto : ist

WELFARE.id-Kecelakaan beruntun yang melibatkan 17 kendaraan baru saja terjadi di Tol Cipularang km 92. Pihak kepolisian menduga kecelakaan ini dibebabkan oleh bus Laju Prima yang mengalami rem blong. 

Alhasil, kendaraan yang berada di depannya menjadi korban. Kepala Induk Patroli Jalan Raya (PJR) Ruas Tol Cipularang AKP Denny Catur menjelaskan, kecelakaan bermula saat ada bus Laju Prima dengan nopol B.7602.XA dari arah Bandung sedang melaju ke Jakarta. "Kendaraan bus Laju Prima diduga mengalami rem blong sehingga menabrak kendaran di depannya,” ujarnya, Senin (27/6/2022). 

Saat itu, lalu lintas yang ada di depan bus Laju Prima sedang padat. Hal itu membuat tabrakan beruntun tak bisa dihindarkan dan bus menabrak puluhan mobil di depannya. "Kecelakaan beruntun ini melibatkan beberapa kendaraan sekaligus karena memang saat kejadian situasi lalulintas sedang padat, mengingat hari Minggu biasanya terjadi peningkatan lalulintas masyarakat yang dari Bandung menuju ke Jakarta," tukasnya. 

Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, tiga orang mengalami luka berat serta 16 lainnya mengalami luka ringan. Semua korban langsung dilarikan ke RS Abdul Radjak Purwakarta. 

Kecelakaan yang diakibatkan bus rem blong bukan kali ini terjadi. Tentu hal ini menimbulkan pertanyaan, mengapa masih banyak ditemukan bus rem blong? 

Plt Kepala Sub Komite Investigasi Lalu Lintas Angkutan Jalan Komisi KNKT Ahmad Wildan menjelaskan ada beberapa hal yang menyebabkan bus sering kali mengalami rem blong. Setidaknya 80 persen di antaranya disebabkan oleh brake fading alias kampas rem mengalami overheat. 

"Kampas overheat ini bukan teknologi kendaraan bermotor ini adalah skill base error, error yang disebabkan unskill pengemudinya," terangnya. 

Kampas overheat, lanjutnya, disebabkan oleh pengendara yang kerap menggunakan gigi tinggi saat jalanan menurun. Alhasil, pengendara itu harus mengerem kendaraan untuk menghindari gaya sentrifugal. 

"Kalau dia nggak ngerem pasti tertarik ke jurang. ketika dia bolak balik ngerem apa yang terjadi, dia terjadi brake fading kampasnya panas. Ketika kampasnya mengalami panas dan mengalami titik maksimal, permukaan kampas akan licin seperti kaca," imbuhnya. 

Ketika kampas rem mengalami overheat, maka tidak mampu menahan pada putaran roda. Alhasil tekanan angin tekor karena umumnya pengendara akan mengocok rem ketika terjadi brake fading. 

"Apa efeknya? Setiap kita ngerem satu kali injakan, kita buang 0,3 bar pada saat tekanan angin pada sistem rem mencapai 6 bar maka tekanan angin tidak akan mampu mendorong pedal rem sama pedal kopling. Di sana ada per, per itu hanya bisa ditekan dengan tekanan sebesar 7 bar, ketika 6 bar kekuatan kaki pengemudi nggak mampu mendorong pedal rem dan kopling, yang dirasakan pengemudi nggak bisa ngerem dan nginjek sama sekali, panik dia" kata Wildan. 

Kemudian, lanjutnya, kesalahan selanjutnya adalah pengemudi memindahkan ke gigi yang lebih rendah namun gagal. Pada ujungnya, usaha tersebut berujung posisi gigi di netral karena pedal kopling tidak bisa diinjak dan syncromesh tidak mampu bekerja karena adanya perbedaan yang tinggi pada putaran mesin yang dipaksa masuk ke putaran rendah. Usaha untuk menarik hand brake pun akan sia-sia. 

"Hand brake ditarik percuma, masalahnya bukan di pengereman tapi masalah di kampas yang sudah menjadi licin kaya kaca. inilah yang terjadi di semua kasus kecelakaan," tukasnya. 

Sedangkan 20 persen sisanya, kecelakaan bus dan truk akibat rem blong disebabkan oleh malfungsi beberapa komponen di dalam kendaraan. (tim redaksi) 

#kecelakaan
#tabrakanberuntun
#tolcipularang
#km92
#knkt

Tidak ada komentar