Breaking News

Tempati Kasus Tertinggi, Yuk Cegah Kanker Payudara Sejak Dini

Ilustrasi. Foto : lifepack

WELFARE.id-Sampai saat ini kanker payudara masih menjadi penyakit yang ditakutkan oleh banyak wanita. Saat ini kanker payudara menempati peringkat tertinggi kasus kanker di Indonesia. 

Menurut Data Globacon 2020 yang dikutip dari website resmi Kementerian Kesehatan RI, kanker payudara mencapai jumlah 68.858 kasus (16,6 persen) dari total 396.914 kasus kanker di Indonesia. 

Dari data tersebut kanker payudara menempati urutan pertama dalam kasus kanker dengan jumlah kematian mencapai lebih dari 22 ribu jiwa. Namun risiko kematian akibat kanker payudara bisa berkurang dan dicegah dengan melakukan deteksi dini. 

''Angkanya sekitar 16 persen dari seluruh kanker, dan memang saat ini menjadi kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia maupun juga di dunia,'' tutur dokter spesialis bedah, dr Rika Lesmana, SpB, dari RS Brawijaya Saharjo, dikutip Senin (25/4/2022). 

Lantas, apa sih penyebabnya? 

Pada dasarnya, kanker payudara memiliki dua golongan besar, yaitu familial breast cancer dan sporadic breast cancer. Familial breast cancer adalah kanker payudara yang kerap diidap oleh pasien berusia 40 tahun ke atas, sedangkan sporadic breast cancer lebih rentan dialami usia muda. 

''Ada dua golongan besar, kelompoknya yang pertama adalah familiar breast cancer yang diakibatkan keturunan itu berkisar 15-20 persen. Kedua adalah sporadic breast cancer yang lebih banyak yang kita tidak tahu. 

Biasanya sporadic breast cancer ini di pasien-pasien usia 40 tahun ke atas, sedangkan familiar breast cancer itu pasien-pasien usia muda,'' terang dokter spesialis bedah onkologi, dr Bob Andinata, SpB Onk, dalam kesempatan yang sama. 

Adapun penyebab familial breast cancer yang perlu diketahui adalah menstruasi yang terlalu dini, faktor genetik, penggunaan KB, obesitas, hingga faktor estrogen. ''Familial breast cancer, kita bisa mendeteksi risikonya, misalnya dia menstruasi yang terlalu awal, kemudian ada faktor riwayat keluarga tingkat pertama, kemudian ada faktor lagi yang bisa dikontrol. 

Misalnya, kalau bisa menikah kurang dari usia 30 tahun, punya anak kurang dari usia 30 tahun, dan menyusui kalau bisa di atas satu tahun,'' tambahnya. 

Ia menegaskan, penggunaan KB tidak boleh lama-lama, ''10 tahun harus sudah stop. Terutama KB yang mengandung hormon estrogen,'' sambungnya lagi. 

Meskipun demikian, penyebab kanker secara umumnya masih belum diketahui secara pasti, sehingga penting sekali untuk mendeteksi dini. ''Kanker payudara belum tahu pasti,'' katanya. 

Karena itu, para dokter menyarankan agar rutin memeriksa kondisi payudara. dr Rika menyatakan, tujuan dari deteksi dini adalah mengetahui keabnormalan pada payudara, biasanya mendeteksi adakah benjolan pada payudara. 

''Untuk menyadari ada benjolan atau tidak, tujuannya untuk menemukan tanda-tanda keabnormalan pada payudara. Jadi, jika ada perubahan tiap bulan bisa disadari,'' pungkasnya. (tim redaksi

#kanker
#payudara
#kankerpayudara
#rsbrawijayasaharjo
#kesehatan
#healthy

Tidak ada komentar