Breaking News

PM Pakistan Imran Khan Digulingkan Lewat Mosi Tidak Percaya di Parlemen

Perdana Menteri (PM) Pakistan Imran Khan. Foto: Aljazeer

WELFARE.id-Intensitas politik di Pakistan memanas. Itu terjadi setelah Perdana Menteri (PM) Pakistan Imran Khan digulingkan oleh oposisi politiknya melalui mosi tidak percaya pada Minggu (10/4/2022) pagi waktu setempat.

Seperti dilansir NTD voting mosi tidak percaya dimenangi oleh oposisi setelah beberapa sekutu Khan dan sebuah partai koalisi utama meninggalkan sang perdana menteri.

Usai memenangkan voting, oposisi gabungan akan membentuk pemerintahan baru, dengan kepala salah satu partai terbesar, yakni Liga Muslim Pakistan, mengambil alih jabatan perdana menteri.

Khan usai digulingkan menuduh oposisi berkolusi dengan Amerika Serikat (AS) untuk menggulingkannya, sebelumnya meminta para pendukungnya untuk menggelar aksi unjuk rasa secara nasional pada Minggu (10/4/2022).

Khan sebelumnya telah mencoba untuk menghindari pemungutan suara dengan membubarkan parlemen dan mengadakan pemilihan umum (pemilu) lebih awal.
Tetapi, keputusan Mahkamah Agung (MA) setempat memerintahkan pemungutan suara untuk dilanjutkan.

Pemungutan suara dilakukan di tengah hubungan yang mendingin antara Khan dan militer Pakistan yang menurut banyak lawan politiknya membantunya berkuasa dalam pemilihan umum pada 2018 lalu.

Militer telah secara langsung memerintah Pakistan selama lebih dari setengah dari 75 tahun dan memegang kekuasaan yang cukup besar atas warga sipil. Oposisi menyerukan penggulingan Khan dengan tuduhan salah urus ekonomi karena inflasi melonjak dan nilai rupee Pakistan yang terus anjlok terhadap dolar Amerika.

Pemungutan suara tersebut mengakhiri gejolak politik selama berbulan-bulan dan krisis konstitusional yang mengharuskan MA Pakistan untuk menyelesaikannya.
Sebelum digulingkan, Khan pada Jumat (8/4/2022) menuding bahwa lawan-lawannya berkolusi dengan AS untuk menggulingkannya atas pilihan kebijakan luar negerinya.

Kebijakan luar negeri yang diambil Khan seringkali tampaknya menguntungkan Tiongkok (China, Red) dan Rusia dan menentang AS. Khan berujar, Washington menentang pertemuannya pada 24 Februari 2022 dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin beberapa jam setelah Rusia menginvasi Ukraina.(tim redaksi)

#pakistan
#gejolakpolitik
#penggulingankekuasaan
#perdanamenteri
#imrankhan
#oposisi
#votingparlemen
#mositidakpercaya

Tidak ada komentar